Mohon tunggu...
Falishach
Falishach Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajarr

Cerita ini, diambil dari sedikit pengalaman di hidupku….

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bingung, Tapi Harus Memilih (Bagian 2)

21 November 2024   12:40 Diperbarui: 21 November 2024   12:41 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sambil merenung, aku sampai di pintu asrama dan melihat banyak teman-temanku sedang duduk-duduk di teras sambil mengantri untuk berwudhu.
Aku segera melepas kaus kakiku dan menuju antrian, ternyata masih banyak yang kosong. "Syukurlah," pikirku, merasa sedikit lebih tenang.

Setelah mengambil air wudhu, rasa malu kembali muncul. Aku masih canggung untuk berbicara dengan teman-teman baru, jadi aku langsung bergegas menuju tempat acara tadi untuk sholat berjamaah.
Karena langkahku tidak terburu-buru, aku sempat melihat ukiran di gedung yang bertuliskan "Gedung Besar Khodijah." Gedung ini memiliki tiga lantai.

Lantai pertama digunakan untuk menyambut murid-murid baru dan ada beberapa ruang guru. Lantai kedua adalah tempat perempuan sholat dan tempat untuk acara-acara seperti tadi. Di lantai ketiga, ada empat ruangan yang akan dipakai untuk belajar nanti.

"Semoga aku bisa merasa lebih nyaman di sini," pikirku.

Aku langsung menaiki tangga menuju lantai dua dan duduk di barisan pertama. Barisan pertama terasa nyaman dan tenang, jadi aku memilih untuk duduk di sana.

Karena sholat berjamaah dan aku harus menunggu teman-teman yang lain, mataku tiba-tiba tertuju pada seorang teman yang duduk di pojokan. Tanpa aku rencanakan, naluriku berkata untuk mengajaknya mengobrol sambil menunggu.

Tapi... aku hanya menatapnya cukup lama, merasa ragu, sampai akhirnya dia menyadari tatapanku dan perlahan menghampiriku.
Hatiku berdegup kencang, seolah ada ribuan pertanyaan yang muncul begitu saja.

"Haruskah aku yang memulai perkenalan? Atau dia yang duluan? Apa yang harus aku katakan?" Batinku terus berputar, bingung dan cemas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun