Mohon tunggu...
Hanifah Salma Muhammad
Hanifah Salma Muhammad Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis merupakan seorang pascasarjana yang mengambil fokus pada bidang hukum keluarga yang memiliki hobi meneliti, menulis dan berolahraga. Dalam web ini, tulisan-tulisan yang akan di posting lebih fokus dalam membahas terkait hukum, keluarga, perekonomian dan anak yang diharapkan bermanfaat untuk masyarakat luas. Karya penulis dalam jurnal juga dapat di lihat dalam GoogleSchoolar. Mari tumbuh, berkembang, dan maju bersama untuk bangsa dan negara.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Healing: Pengeluaran Tak Berarti atau Investasi untuk Apresiasi Diri?

1 November 2024   19:03 Diperbarui: 1 November 2024   19:48 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, kita sering mendengar istilah healing yang diartikan sebagai cara untuk menenangkan diri dan meredakan stres setelah melalui minggu yang melelahkan. Kegiatan ini bisa beragam, mulai dari jalan-jalan, nongkrong di kafe favorit, hingga liburan ke tempat yang jauh. Akan tetapi, apakah semua ini memang bentuk apresiasi diri atau justru menjadi pengeluaran yang tak berarti?

Artikel ini akan mengajak Anda untuk memahami konsep healing dengan mempertimbangkan manfaat dan risikonya, serta mengevaluasi bagaimana kegiatan ini bisa menjadi investasi untuk diri sendiri tanpa menjadi konsumtif.

Mengapa Healing Menjadi Tren?

Di era serba cepat saat ini, banyak dari kita merasa tertekan oleh pekerjaan, target, atau ekspektasi hidup yang terus meningkat. Tekanan sosial media juga tak bisa dihindari. Kita sering melihat unggahan tentang pencapaian orang lain yang kadang membuat kita merasa kurang, insecure ataupun merasa tidak berguna menjadi seorang manusia. Alhasil, healing muncul sebagai cara untuk menyeimbangkan diri, baik secara fisik maupun mental.

Tidak jarang juga, healing sering dilakukan oleh generasi muda, terutama generasi Z dengan mencari berbagai cara untuk meredakan stres dan menikmati hidup meski hanya sejenak. Namun, bagaimana caranya memastikan bahwa healing benar-benar memberikan manfaat dan bukan sekadar memenuhi hasrat konsumtif semata?

Perlu kita bedakan antara healing sebagai bentuk apresiasi diri dengan pemborosan. Dua hal ini memang membutuhkan kesadaran diri yang kuat untuk membedakan makna healing dan mengontrol diri agar tidak berlebihan. Berikut beberapa hal yang dapat diperhatikan Anda untuk menentukan apakah healing yang Anda lakukan adalah investasi yang positif atau hanya sekadar pengeluaran tanpa makna.

  1. Apresiasi Diri Setelah Pencapaian
    Apresiasi diri yaitu memberi penghargaan atas usaha yang telah dicapai. Misalnya, setelah menyelesaikan tugas besar di tempat kerja atau kuliah, memberikan "hadiah kecil" kepada diri sendiri yang dapat meningkatkan semangat dan menjaga keseimbangan emosional. Namun, apresiasi ini harus dilakukan dengan penuh kesadaran. Jangan sampai kegiatan ini mengarah pada konsumtif, di mana kita hanya mengikuti tren tanpa memahami manfaatnya.

  2. Pemborosan yang Tidak Diperlukan
    Saat healing menjadi rutinitas mingguan yang melibatkan biaya besar, ini bisa menjadi kebiasaan konsumtif yang berisiko. Misalnya, jika setiap akhir pekan kita merasa harus berbelanja atau pergi ke tempat mahal demi merasakan healing, ini bisa menjadi beban keuangan yang justru menambah stres. Ingatlah, tujuan healing adalah menenangkan diri, bukan malah menambah tekanan finansial.

Selain itu, perlu diingat bahwa ternyata healing tidak melulu harus mengeluarkan dana untuk membuang setres maupun mengapresiasi diri, seperti jenis healing yang dapat memberikan manfaat yang sangat luas dan terjangkau biayanya. Adapun beberapa alternatif yang bisa dicoba dan tetap memiliki manfaat positif bagi kesehatan mental:

  1. Meditasi dan Refleksi Diri
    Meditasi bisa dilakukan di rumah dengan panduan dari video atau aplikasi. Kegiatan ini sangat baik untuk menenangkan pikiran dan meningkatkan kesadaran diri. Selain itu, refleksi diri dengan menulis jurnal atau sekadar duduk di tempat tenang juga bisa membantu mengurangi stres.

  2. Olahraga Ringan di Alam Terbuka
    Berjalan kaki atau bersepeda di taman, menghirup udara segar, dan melihat pemandangan alam dapat membantu melepaskan endorfin, yaitu hormon yang membuat kita merasa bahagia. Kegiatan ini tidak memerlukan biaya besar, namun memiliki manfaat besar untuk kesehatan mental dan fisik.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
    Lihat Lyfe Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun