Aku dan Rara pun mengikuti jejak kaki besar itu sampai di taman mati, taman tanpa adanya warna disini hanya ada warna abu-abu dan hitam.Â
  Taman mati ini adalah suatu tanda bahwa rumah penyihir sudah dekat. Dan ini dia rumah penyihir dengan rumah yang di cat dengan warna marun tua. Hanya itu satu-satunya warna yang ada di sana. Ditambah lagi dengan nuansa jaring laba-laba di setiap pohon yang aku dan Rara temui.Â
"Lily aku takut, apa benar kelinci putih ada di sini? Apa kita balik saja?. "
"Jangan gitu dong Rara kita kan udah nyampe di sini kita harus menyelamatkan kelinci putih. "
  Kami kesana tidak dengan tangan kosong tentunya, kami sudah membawa Quitter, yakni pedang panjang yang biasanya hanya digunakan ketika ada hal yang berbahaya.Â
"Dalam hitungan tiga, Rara selamatin kelinci putih dan Aku bakal mengalihkan penyihir dengan Quitter ini. "
"Baiklah satu, dua, tiga."
"Eeh ada apa ini? Kok kalian bawa Quitter kesini?. "
"Loh kelinci putih kamu ngapain disini? Ayo cepat selamatkan dirimu jantung taman masih membutuhkan mu"
" Ahahahahha kalian lucu sekali aku dan penyihir sedang bekerjasama untuk menghidupkan kembali taman mati ini. " Ujar kelinci putih.Â
"Iya, anak-anak ini sudah salah paham ya dengan saya saya ini penyihir warna, warna-warna di taman mati hilang karena wabah penyakit yang melanda beberapa tahun yang lalu, jadi kami bertekad untuk mengembalikan semua warna agar taman kembali menjadi indah seperti dahulu. "