Mohon tunggu...
Hanifah Callysta
Hanifah Callysta Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Namaku Hanifah Callysta. Aku biasa dipanggil Hani. Umur ku 14 tahun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kelinci Putih di Jantung Taman

14 April 2024   14:28 Diperbarui: 14 April 2024   14:30 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

   Aku dan Rara pun mengikuti jejak kaki besar itu sampai di taman mati, taman tanpa adanya warna disini hanya ada warna abu-abu dan hitam. 

   Taman mati ini adalah suatu tanda bahwa rumah penyihir sudah dekat. Dan ini dia rumah penyihir dengan rumah yang di cat dengan warna marun tua. Hanya itu satu-satunya warna yang ada di sana. Ditambah lagi dengan nuansa jaring laba-laba di setiap pohon yang aku dan Rara temui. 

"Lily aku takut, apa benar kelinci putih ada di sini? Apa kita balik saja?. "

"Jangan gitu dong Rara kita kan udah nyampe di sini kita harus menyelamatkan kelinci putih. "

   Kami kesana tidak dengan tangan kosong tentunya, kami sudah membawa Quitter, yakni pedang panjang yang biasanya hanya digunakan ketika ada hal yang berbahaya. 

"Dalam hitungan tiga, Rara selamatin kelinci putih dan Aku bakal mengalihkan penyihir dengan Quitter ini. "

"Baiklah satu, dua, tiga."

"Eeh ada apa ini? Kok kalian bawa Quitter kesini?. "

"Loh kelinci putih kamu ngapain disini? Ayo cepat selamatkan dirimu jantung taman masih membutuhkan mu"

" Ahahahahha kalian lucu sekali aku dan penyihir sedang bekerjasama untuk menghidupkan kembali taman mati ini. " Ujar kelinci putih. 

"Iya, anak-anak ini sudah salah paham ya dengan saya saya ini penyihir warna, warna-warna di taman mati hilang karena wabah penyakit yang melanda beberapa tahun yang lalu, jadi kami bertekad untuk mengembalikan semua warna agar taman kembali menjadi indah seperti dahulu. "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun