Mohon tunggu...
Hanifah Afif Qonaah
Hanifah Afif Qonaah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Duck Syndrome: Terlihat Santai Namun Kenyataannya Ia Terbantai

15 Maret 2024   20:43 Diperbarui: 15 Maret 2024   20:50 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Enak ya, bisa nongkrong tanpa mikirin biaya"

"Enak ya ,kamu dimanja trus sama orang tuamu"

"Enak ya , udah umur segini tapi belum mikir keuangan keluarga, malah dikasih uang jajan tiap hari "

Kurang lebih seperti itu ucapan dari beberapa orang yang tidak tahu sebenarnya kondisiku seperti apa. Yang kata orang, saya dimanja trus sama orang tua, minta apapun terwujud. Namun, kenyataannya saya berjuang sendirian untuk mewujudkan semua itu. Saya kebetulan juga anak pertama dari tiga saudara, anak mana ketika orang tua mengeluh terkait ekonomi anak tidak sedih ditambah saya juga anak pertama perempuan adek saya juga masih SD dan SMP. Semua itu dikarenakan stereotip tentang mahasiswa yang dianggap hidup santai dan mewah. 

Tetapi  Saya harus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan finansial dan akademis. Bekerja paruh waktu adalah salah satu cara untuk mengatasi beban keuangan, namun hal ini seringkali dianggap remeh oleh orang lain yang menganggap bahwa saya hidup dengan kemewahan tanpa perjuangan. Kenyataannya, saya harus menghadapi tantangan besar dalam menjaga keseimbangan antara kuliah, pekerjaan, dan tanggung jawab lainnya. 

Saya juga mengorbankan waktu bersosialisasi dan waktu istirahat, untuk menyelesaikan tugas kuliah dan memenuhi jam kerja. Selain itu, sebenarnya saya sering merasa tertekan psikologis dan emosional yang mungkin tidak terlihat dari luar, seperti stres akademis, kecemasan tentang masa depan, dan perasaan tertekan karena tanggung jawab yang bertumpuk. 

Oleh karena itu, penting untuk tidak menggeneralisasi atau membuat asumsi tentang kehidupan mahasiswa hanya berdasarkan pada penampilan luar. Setiap mahasiswa memiliki cerita dan perjuangan mereka sendiri, dan mereka pantas mendapat penghargaan atas usaha dan ketekunan mereka dalam menghadapi tantangan yang mereka hadapi.

Jadi, jangan terjebak dalam penilaian berdasarkan penampilan luar saja. Terkadang, orang yang terlihat bahagia dan sukses dari luar bisa saja sedang berjuang keras di balik layar. Kita perlu lebih empati terhadap orang lain, karena setiap orang memiliki cerita dan perjuangan mereka sendiri. Pepatah Jawa mengatakan  "Sejatine urip iku mung sawang sinawang, mulo ojo mung nyawang sing isoh kesawang" yang artinya Sejatinya hidup itu hanya tentang memandang dan dipandang, jadi jangan hanya memandang dari sesuatu yang terlihat saja. Mungkin kita mengira dia bahagia tetapi sejatinya dia hanya menutup kesedihannya saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun