Mohon tunggu...
Hanifa Fadilazahra
Hanifa Fadilazahra Mohon Tunggu... Seniman - Hanifa Fadilazahra XI MIPA 4 - SMAN 28 Jakarta

SMAN 28 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cerpen: Ribuan Matahari Terbenam

25 November 2020   15:11 Diperbarui: 25 November 2020   15:15 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya semua sensasi tersebut berhenti. Indra penggeliatan mereka mulai bekerja kembali. Mereka masih berada di tempat yang sama, di rumah Kevin tetapi beberapa furnitur rumahnya ada yang berbeda.

"Apa yang sebenarnya terjadi Vin ?" Tanya Marsha.

Belum sempat Kevin menjawab, tiba-tiba datanglah seorang pria berperawakan tinggi dan gagah sambil membawa bayi yang kemungkinan adalah anaknya.

Kevin dan Marsha samakin kebingungan, karena pria tersebut sangat mirip dengan Kevin, tetapi umurnya lebih tua 10 tahun lebih. Jadi, kemungkinan besar mereka saat ini sedang berada di masa depan. Menurut perhitungan mereka dengan melihat wajah Kevin versi masa depan, mereka sedang berada di tahun 2030an.

Anehnya, Kevin versi masa depan tidak bisa melihat mereka, seolah-olah mereka adalah hantu yang tidak nampak.

Marsha dan Kevin mematung di tempat, masih bingung dengan keadaan yang sebenarnya terjadi. Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke luar rumah. Mereka terkejut dengan apa yang mereka temukan. Sepanjang mata memandang, mereka hanya menemukan tanaman layu. Dedauan rontok bertebaran dimana-mana. Suhunya pun sangat panas, mungkin sekitar 50* lebih. Udara yang mereka hirup juga sangat menyesakkan.

Kevin bertukar tatapan dengan Marsha dan mendekatkan dirinya dengan Marsha. Lalu, Kevin kembali memnekan tombol yang sama. Sensasi tadi terulang kembali.

Kali ini mereka melihat anak perempuan, mungkin sekitar umur 10 tahunan sedang menonton TV. Kemungkinan anak itu adalah bayi yang sebelumnya mereka lihat, jadi seharusnya sekarang mereka sedang berada di tahun 2040. Anak itu menyalakan salah satu saluran berita lokal. Sang Reporter membawakan beberapa berita. Marsha dan Kevin tercengang karena gambar yang mereka saksikan sangat mengerikan. Kabakaran hutan yang melanda seluruh negeri, demo terhadap pemerintah yang dilakukan oleh seluruh lapisan masyarkat, pembunuhan yang merajalela di setiap tempat, semua itu dilakukan karena bumi ini tengah kekurangan air bersih, sehingga harga air bersih melonjak.

Marsha mulai menitikkan air mata, hal yang mereka tonton sungguh merupakan masalah besar dan tidak bisa diabaikan, apalagi anak yang masih berusia 10 tahun pun sudah menganggapnya biasa. Kevin yang melihat Marsha menangis segera mengelap air matanya dan menggandengnya menuju ke kamar orangtua Kevin. Kevin berharap ia bisa menemukan kedua orangtuanya, tetapi ia malah dihadapkan oleh kenyataan yang pahit. Kamar orangtuanya sudah kosong dan berdebu, ini artinya kedua orangtuanya sudah meninggal.

Marsha yakin Kevin merasa tertekan, maka ia mengencangkan genggaman tangannya dengan Kevin.

Tanpa mereka sadari, matahari sudah tenggelam. Suara pintu depan yang terbuka mengagetkan keduanya. Mereka bisa melihat Kevin versi masa depan yang rambutnya sudah mulai dipenuhi uban memasuki rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun