Ironisnya, meskipun media sosial menawarkan konektivitas, individu yang mengalami Social Media Anxiety justru merasa lebih kesepian. Studi Twenge et al. (2018) menemukan bahwa tingginya waktu layar berkaitan dengan peningkatan perasaan kesepian dan rendahnya kualitas hubungan sosial.
4. Gangguan Mental Jangka Panjang
Social Media Anxiety, jika dibiarkan, dapat memicu gangguan kesehatan mental yang lebih serius seperti depresi, stres kronis, dan gangguan kecemasan umum. Mller dan Scherer (2022) menyatakan bahwa penggunaan berlebih media sosial berdampak negatif pada perkembangan psikososial, terutama pada remaja.
Hasil Penelitian dan Fenomena Nyata
Dalam studi yang dilakukan, individu dengan tingkat Social Media Anxiety tinggi menunjukkan:
- Penarikan diri dari interaksi sosial di dunia nyata
- Ketergantungan terhadap validasi digital yang memengaruhi emosi sehari-hari
- Menurunnya produktivitas akibat fokus yang berlebihan terhadap notifikasi media sosial
- Gangguan tidur dan stabilitas emosi, seperti yang ditemukan oleh Punkasaningtiyas (2017).
Data ini menunjukkan bahwa Social Media Anxiety tidak hanya fenomena psikologis semata, tetapi juga memengaruhi aspek kehidupan nyata seperti kesehatan mental, produktivitas, dan relasi antarmanusia.
Bagaimana Mengatasi Social Media Anxiety?
Social Media Anxiety dapat diminimalkan dengan beberapa langkah:
- Detoksifikasi Digital
Mengurangi durasi penggunaan media sosial secara berkala membantu mengurangi ketergantungan terhadap dunia maya (Fasoli, 2021). - Fokus pada Interaksi Nyata
Prioritaskan interaksi tatap muka dan hubungan yang lebih autentik dengan keluarga maupun teman. - Bijak dalam Konsumsi Konten
Hindari membandingkan hidup dengan postingan orang lain. Ingat bahwa media sosial sering kali hanya menampilkan sisi "terbaik" dari kehidupan seseorang. - Mengatur Notifikasi
Batasi notifikasi untuk menghindari dorongan kompulsif membuka media sosial.
Menurut American Psychiatric Association (2022), menyadari pola perilaku sendiri adalah langkah awal untuk mengatasi kecemasan akibat media sosial.
Kesimpulan
Social Media Anxiety menjadi pengingat bahwa media sosial, meskipun memiliki banyak manfaat, tetap memiliki dampak negatif yang signifikan. Kehidupan sosial manusia tidak dapat sepenuhnya digantikan oleh layar digital. Kecemasan yang timbul akibat ketergantungan media sosial harus dihadapi dengan bijak agar tidak merusak kesehatan mental maupun hubungan antarmanusia. Dengan kesadaran dan pengelolaan yang tepat, kita dapat kembali menikmati kehidupan sosial yang lebih autentik dan sehat.