Sebelum melakukan prosedur aseptik, yaitu sebelum melakukan Insersi jarum ke kulit pasien atau ke alat medis invasif, seperti venipuncture, intravena flush, injeksi subkutan atau intramuskular. Persiapan dan administrasi obat melalui alat medis invasif, seperti medikasi melalui intravena, pemberian makanan dengan nasogastric tube (NGT).Â
Administrasi obat yang bersentuhan langsung dengan membran mukosa, seperti tetes mata, insersi obat supositoria. Insersi alat medis invasif, seperti endotrakeal tube (ETT), trakeostomi, kateterisasi uretra. Pemeriksaan dan tindakan yang bersentuhan dengan kulit yang tidak intak atau membran mukosa, seperti membalut luka, prosedur operasi, tes colok dubur.
Setelah melakukan prosedur, karena ada risiko terkena cairan tubuh pasien seperti saat memegang kantong urin, memegang wadah spesimen, kontak langsung maupun tidak langsung dengan sputum.Â
Setelah menyentuh pasien. Setelah menyentuh daerah sekitar pasien, seperti menyentuh tempat tidur pasien, kursi dan meja di sekitar pasien, monitor alat, barang pribadi pasien.
Selain dari lima waktu diatas, menjaga kebersihan tangan juga perlu dilakukan saat melepas APD berupa sarung tangan, sebelum dan sesudah bekerja, sebelum dan sesudah makan minum, setelah mengunjungi daerah terinfeksi, setelah menggunakan toilet, dan setelah mengusap hidung. Cuci tangan setelah melepas sarung tangan dianggap perlu karena masih ada risiko kebocoran sarung tangan dan kontaminasi ketika melepaskan sarung tangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H