Mohon tunggu...
Hani Azizah
Hani Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

si paling ceria

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Pesantren dalam Kaderisasi Ulama di Indonesia

6 Februari 2023   20:30 Diperbarui: 6 Februari 2023   20:32 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mampu menghidupkan Sunnah Rasul dan menyebarkan ajaran agama Islam secara kaafah.

 

Berakhlaq Mahmudah, istiqomah. Dan itsar.

 

Berjiwa Besar, tawadhu.

 

Peran Ulama dalam kehidupan manusia sangat penting dalam membangun pemikiran moral dan religius, karena penciptaan manusia yang lengkap akan membuat kemajuan dalam peradaban bangsa, dengan demikian keterlibatan ulama dalam peradaban bangsa bukanlah bersifat pelengkap akan tetapi salah satu kompenen penting dalam perabadan itu sendiri.[5] Seorang ulama juga dituntut untuk mempunyai ilmu yang cukup untuk mengajarkan kepada banyak orang, baik ilmu agama ataupun ilmu umum.[6] Akan tetapi realitanya di zaman sekarang Ulama semakin hari semakin berkurang, banyak factor yang menyebabkan demikian diantaranya adalah terjadi pergeseran pola pembelajaran di pesantren dari kenvesional ke modern ( Salafiyah ke Khalafiyah ). Maka dari itu dibutuhkan upaya kaderisasi ulama secara proporsional dan rekontruksi pembelajaran untuk menyiapkan ulama yang berkompeten di bidang keilmuan.[7]salah Lembaga yang memfasilitasi keilmuan agama adalah pondok pesantren.

Pendidikan Pondok pesantren adalah Pendidikan tertua di Indonesia, sebelum tahun 1960-an, pusat Pendidikan pesantren di Indonesia dikenal dengan nama pondok, Istilah pondok berasal dari pengertian asrama-asrama para santri yang dibuat dari bambu.[8] hingga saat ini menjadi model Pendidikan pesantren yang masih bertahan di tengah modernisasi Pendidikan.[9] 

Adapun menurut Istilah pesantren berasal dari kata santri, ada yang mengatakan kata santri berasal dari Bahasa Tamil atau India, shastri yang diartikan guru mengaji atau orang yang memahami buku-buku dalam agama Hindu. Adapula yang mengatakan pesantren berasal dari turunan kata shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku-buku agama dan buku-buku ilmu pengetahuan.[10] Secara terminology pesantren adalah Lembaga Pendidikan Islam dengan system asrama atau pondok, dimana kyai sebagai figure sentral, masjid sebagai pusat kegiatan yang menjiwai, dan pengajaran agama Islam dibawah bimbingan kyai yang diikuti oleh santri sebagai kegiatan utama.[11] 

Terkait dengan kurikulum pesantren terdapat dua model. Model pertama, disebut sebagai pesantren kitab kuning atau juga biasa dikenal orang sebagai pesantren murni salafi, kini, pesantren seperti ini terhitung langka. Ukuran kelulusan dan keberhasilan ditentukan oleh kepiawaian dalam penguasaan kitab kuning, penguasaan ini bukan hanya sekedar membaca dengan benar, tapi juga memahami, mengungkapkan, menggembangkan kandungan yang ada didalamnya. Model kedua, pesantren yang kolaborasikan system kholaf dan salaf, dengan demikian output alumninya diharapkan menjadi sosok yang faqih fii ulumuddin   dan juga  faqih fii maslahah ummah. Pengelolaan kurikulum pondok pesantren disamping mempertahankan kurikulum berbasis agama, juga melengkapi dengan kurikulum persoalan dan kebutuhan kekinian.[12]

Pesantren masih sangat signifikan menjalankan fungsinya dalam proses kaderisasi ulama, karena program Pendidikan yang dilaksanakan di pesantren dalam membina para santri. Pendidikan kaderisasi ulama bisa dilakukan di pondok pesantren karena pesantren merupakan sarana paling efektif dalam pembelajaran ilmu syar'I, sehingga dapat menghasilkan para ulama yang berkompeten dalam bidangnya, karena yang diajarkan di pesantren merupakan ilmu-ilmu syar'I, seperti,Tafsir, Hadits, Fiqh, Nahwu, Shorof, dan Balaghoh yang menjadikan kader-kader ulama mumpuni dalam bidangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun