Upaya Menanggulangi Tasyabuh bilkuffar pada Remaja melalui
Tarbiyah Imaniyah
Oleh: Hani Nur Azizah
Latar Belakang
Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam datang sebagai penyempurna risalah Islam, melalui Al Qur'an sebagai pedomannya, untuk kemudian diajarkan kepada seluruh manusia di muka bumi, dan pemahaman Aqidah menjadi hal paling pertama untuk di ajarkan.
Aqidah sebagai dasar utama dan ruh bagi setiap muslim, karena Aqidah merupakan masalah ketuhanaan yang di dalamnya membahas masalah keimanan dan ketaqwaan.[1] Penanaman Aqidah juga merupakan perhatian yang diberikan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam kepada para sahabat, hasilnya dapat dilihat dari keberhasilan Rasulullah dalam mencetak para shahabat yang memiliki keimanan luar biasa . Aqidah perlu diajarkan di semua kalangan, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat secara umum. Hal ini perlu dilakukan agar Aqidah tertanam kuat dalam diri masyarakat, khususnya di kalangan remaja.
Masa remaja adalah masa yang sangat bernilai, tidak tergantikan dan tidak akan terulang. Karena masa remaja merupakan masa yang sempurna dalam pertumbuhan fisik dan kekuatan seorang manusia. Di masa ini juga merupakan masa yang efektif untuk melahirkan karya-karya. Dimana di dalamnya mereka memiliki semangat juang yang tinggi.[2]
Para remaja di zaman dahulu mempunyai keimanan yang kuat, Salah satu kisah tentang keimanan seorang pemuda, yang terkisah di dalam Al-Qur'an tentang pemuda Ashabul kahfi yang mana mereka meninggalkan kota hanya untuk menyelamatkan diri dan iman mereka dari seorang raja yang kejam, lalu kisah Ashabul Ukhdud seorang pemuda yang dipaksa meninggalkan Islam, tapi dengan keimanan yang kuat tertanam di hatinya, ia tidak gentar terhadap raja, dan tetap mempertahankan keimananya.[3] Dari sinilah terlihat jelas bagaimana keimanan dan ketakwaan generasi muda terdahulu.
Namun, sehubung dengan perkembangan zaman yang semakin modern, yang mana teknologi dan informasi ikut berkembang dengan pesat, hal ini memberikan pengaruh yang besar bagi masyarakat, terkhusus para remaja, yang begitu rapuh menerima peradaban-peradaban asing sebagai suatu kebanggaan.[4] Paling menonjol dalam hal ini adalah masalah gaya hidup, mereka menjadikan gaya hidup barat sebagai timbangan gaya hidup mereka. Padahal Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam telah melarang umat ini untuk mengikuti orang-orang kafir dalam gaya hidup yang mereka lakukan. Hal ini disebutkan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam sebagai bentuk tashabuh dengan orang kafir.
Tashabuh secara Bahasa mempunyai arti menyerupai, ini dikarenakan adanya bentuk mengikuti adat, gaya, sampai pola hidup orang kafir. tashabuh merupakan masalah prinsipil, karena berkaitan erat dengan aqidah seorang muslim. Peristiwa lumrah yang terjadi di tanggal 14 February, Mayoritas remaja mengadakan pesta perayaan Valentine, padahal Valentine merupakan hari raya orang-orang kafir, yang mana Islam sendiri tidak mengajarkan hal tersebut.[5] ini merupakan salah satu contoh Tashabuh bil kuffar, yang terjadi di kalangan remaja.
Tashabuh bil kuffar terjadi disebabkan karena lemahnya aqidah di tengah perkembangan zaman yang modern, hal ini perlu diselesaikan dengan Kembali menanamkan aqidah yang benar kepada generasi muda, agar mereka kembali kepada jalan yang benar karena
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik membahas Tarbiyah Imaniyah dalam menanggulangi krisis moral remaja tashabuh bil kuffar.
Definisi
Tarbiyah
Secara bahasa kata tarbiyah berasal dari kata (-) bermakna namaa-yanmuu, artinya berkembang. ( -) bermakna nasya-a, tara'ra-a, artinya tumbuh, dan (-), bermakna aslahahu, tawallaa amrahu, sasa-ahuu, wa qaama 'alaihi, wa ra'aahu, yang artinya masing memperbaiki, mengurus, memimpin, menjaga dan memeliharanya (atau mendidik).[6] Sedangkan secara istilah, tarbiyash adalah upaya memperbaiki diri seseorang, mengembangkan setiap sisi kemanusiannya; kognitif, efektif, dan psikomotorik, dan melaziminya hingga batas kesempurnaan.[7]
Menurut Ibnu Khaldun dalam kitabnya Muqoddimah menjelaskan bahwa tarbiyah adalah suatu proses, dimana manusia secara sadar menangkap, menyerap, dan menghayati peristiwa-peristiwa alam sepanjang zaman.[8] Sedangkan menurut Al- Ghazali, Tarbiyah adalah sebuah upaya atau proses yang dilakukan seorang guru untuk menjadikan peserta didik menjadi baik dan bermanfaat, dan tidak bertentangan dengan syariat Allah.[9]
Imaniyah
Iman dari kata-- , yang berarti percaya.[10] Iman berarti pembenaran hati, pengakuan dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota badan. Beginilah pendapat mayoritas ulama.[11] menurut Abu Ja'far Thahawi iman adalah pembenaran dengan hati, pengucapan dengan lisan, pengamalan dengan anggota badan.[12]
Menurut Istilah Iman berarti, Engkau beriman kepada Allah, MalaikatNya, KitabNya, Para RasulNya, Hari Akhir, dan beriman kepada Taqdir baik dan buruk.[13]
Remaja
Remaja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti Mulai dewasa, sudah sampai umur untuk kawin.[14] Remaja menurut kajian latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional social dan fisik.
Menurut Santrock bahwa adolensence diartikan masa perkembangan transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan social emosional.[15]
Dari pengertian diatas dapat diperoleh suatu pengertian remaja adalah suatu tahapan dari proses pertumbuhan fisik dan psikologois seseorang yang berlangsung antara usia 12 tahun sampai dengan 22 tahun, ditandai dengan adanya perubahan-perubahan baik pada segi jasmani fisik, ataupun rohani psikologis.
Tashabuh bil kuffar
Tashabuh secara Bahasa berasal dari kata yang memiliki arti menyerupai.[16] Secara Istilah menurut Nazmuddin Al- Ghazi, Tashabuh adalah ungkapan yang menunjukan upaya manusia untuk menyerupakan dirinya dengan sesuatu yang diinginkan agar dirinya serupa dengannya. dalam hal tingkah laku, pakaian, atau sifat-sifatnya, jadi Tashabuh adalah ungkapan tentang tingkah yang dibuat-buat yang diingikan pelakunya.[17]
Adapun Tashabuh Bilkuffar adalah bentuk menyerupai pakaian, gaya hidup, tingkah laku yang dilakukan oleh orang-orang kafir.
Sebagaimana definisi yang telah dipaparkan, judul yang dimaksud penulis adalah, sebuah upaya untuk menanggulangi krisis moral remaja tashabuh bill kuffar dengan penanaman tarbiyah imaniyah.
Pembahasan
Faktor -- faktor penyebab krisis moral remaja
Berbicara tentang remaja, selalu mendapat tanggapan yang beragam. sayangnya, sekarang ini kesan yang ada dalam benak masyarakat justru cenderung negative. Dimulai dari perkelahian antar pelajar, pornografi, dan salah satunya Tashabuh bilkuffar. Tergesernya Moralitas remaja saat ini tampaknya terus menjadi fakta yang layak disesali. Remaja mulai kehilangan moralitasnya sehingga degradasi moral di kalangan mereka sulit diselesaikan.[18]
Beberapa faktor penyebab krisis moral remaja diantaranya :
1. Kurangnya Pendidikan agama.
2. Kurangnya Aqidah ( keyakinan ) bahwa Ketika seseorang melakukan suatu perbuatan, itu dilihat Allah dan dicatat malaikat, itulah yang menyebabkan seorang remaja melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan Islam.[19]
3. Arus Budaya Berkembang Pesat
Salah satu faktor yang mempunyai pengaruh besar adalah media informasi mulai dari televisi, media internet dsb. Media internet memberikan dampak yang luar biasa di kalangan remaja saat ini, baik dampak positif ataupun negative. Budaya-budaya lokal hari ini sudah mulai luntur dan dilupakan dan digantikan oleh budaya barat yang lebih menarik. Dekadensi moral di mulai dari hal kecil, mulai dari mengikuti cara berpakaian, berbicara, tradisi yang tidak sesuai dengan norma agama, bahkan dapat mengurangi keimanan.[20]
4. Lingkungan Masyarakat yang tidak mendukung.
Lingkungan masyarakat yang tidak mendukung sangat mempengaruhi karakter dalam diri seseorang, apalagi pada tahap remaja, mereka sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak di pengaruhi oleh tekanan sekitar.[21]
Upaya Tarbiyah Imaniyah dalam menanggulangi krisis moral remaja tashabuh bil kuffar
1. Kembali kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah untuk mengambil Aqidah yang benar sebagaimana para salafus shalih mengambil Aqidah mereka dari keduanya. Tidak akan dapat memperbaiki akhir umat ini, kecuali dengan apa yang telah memperbaiki umat pendahulunya.[22]
2. Memberikan perhatian pada pengajaran Aqidah yang benar, yaitu Aqidah salafus shalih di berbagai jenjang Pendidikan.[23]
3. Penanaman Iman melalui keteladanan orang tua.
Keluarga merupakan Lembaga Pendidikan pertama dan utama dalam kehidupan seorang anak, termasuk Pendidikan keimanannya. Karena orang tua yang mewarnai watak dan perilaku sang anak, oleh karena itu pendidikan keimanan bisa ditanamkan oleh orang tua melalui keteladanan yang baik. Keteladanan orang tua mempunyai pengaruh besar, khususnya di fase remaja, mereka sangat membutuhkan teladan yang baik, dan mereka akan mengambil prilaku orang tua, karena di dalam keluargalah mereka mempunyai kecenderungan untuk meniru dan mencontoh, maka mereka akan mencontoh dan meniru prilaku orang tuanya maupun orang-orang terdekatnya dalam keluarga tersebut. Maka dari itu sebagai orang tua dituntut harus menjadi teladan yang baik berprilaku yang baik dan perkataan yang baik dan benar.[24]
4. Penanaman Iman dengan pengawasan orang tua.
Memberikan pengawasan disini bukan memberikan mereka peraturan yang ketat, akan tetapi melakukan pendampingan agar mereka merasa orang tua mereka peduli terhadap mereka, karena terkadang krisis moral terjadi dikarenakan kurang nya pengawasan orang tua yang mengakibatkan anak merasa dirinya tidak dipedulikan.[25]
5. Menanamkan aqidah wala' dan bara' pada remaja
Remaja sangat cepat terpengaruh oleh lingkungan, orang tua sangat berperan dalam hal ini dengan mengajari mereka mencintai Islam dan kaum muslimin. Ajarkan mereka untuk membenci musuh-musuh Islam dari kalangan Yahudi, Nasrani, penyembahan berhala, komunis dan aliran aliran sesat lainnya, sehingga ia tumbuh besar diatas aqidah wala' dan bara'.[26]
Kesimpulan
Krisis moral remaja yang terjadi di zaman modern sangat mengkhawatirkan, salah satunya Tashabuh bilkuffar, yang mana para generasi muda berkiblat pada budaya barat, salah satu faktor nya adalah kurangnya Pendidikan keimanan yang ditanamkan kepada mereka, oleh sebab itu perlunya penanaman kembali nilai-nilai keimanan pada diri remaja, agar mereka memiliki keimanan yang kuat supaya tidak terjatuh kepada tashabuh bilkuffar.
Cara-cara menanamkan Iman kepada remaja
1. Kembali kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah
2. Memberikan perhatian pada pengajaran Aqidah yang benar
3. Penanaman Iman melalui keteladanan orang tua
4. Penanaman Iman dengan pengawasan orang tua.
5. Menanamkan aqidah wala' dan bara' pada remaja
Daftar Pustaka
Abdurrahman bin Muhammad bin Khaldun. 2011. Muqoddimah Ibnu Khaldun, terj. Masturi Irham dkk. Cet. 1. Jakarta: Pustaka Kautsar.
Ad-Duwaisy, Muhammad Abdullah. 2019. Gaya Hidup Pemuda Perindu Surga. Solo : Zamzam.
Al- Ghazali, Abu Hamid, 2018. Ayyuhal Walad, terj. Ahmad Fahmi Bin Zamzam. Cet ke- 4. Malaysia: Khaanah Banjariyah.
Al Hazimi, Kholid bin Hamid. 1999. Ushulu Attarbiyatil Islamiyati. Madinah munawwarah: Daar 'Alami Al kutub.
Al- Mubarrak, Misbahul Munir. Pemuda pembangun peradaban. sukoharjo : Pelita Aksara Gemilang.
Al-Fauzan, Shalih bin Fauzan. 2013. Kitab Tauhid. Cet. 4. Solo: Aqwam.
Al-Ghazi, Nazmuddin. 2011. Husnu At-Tanabbuh Lima Warada fii At-Tasyabbuh. Kuwait : Daral Nawader.
Al-Qurasyi, Khalid bin Abdillah. 2007. Tarbiyah an-Nabi li Ashabihi. Riyadh: Maktabah Dar al-Manhaj.
Bahri, Saiful " Implementasi pendidikan karakter dalam mengatasi krisis moral di sekolah ", Jurnal Taalum, Vol. 03, No. 01, juni. 2015, hal. 67.
Bugho', Musthofa, 1431. Al- Wafi Fii Syarhi Arba'in Nawawi. Damaskus: Daar Musthofa.
Enggreni, Fristine . 2019. Skripsi: Strategi pendidikan keluarga dalam mengantisipasi krisis moral di kalangan Remaja di Desa Padang Tambak Kecamatan Karang Ringgi Kabupaten Bengkulu Tengah. Bengkulu: Fakultas Tarbiyah dan Tadris IAIN Bengkulu.
Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan Karakter. Cet. 3. Bandung: Alfabeta.
Hidayat, Enong. 2019. Pendidikan Agama Islam Integrasi Nilai-Nilai Aqidah, Syariah dan Akhlak. Bandung : Rosda.
Istina, Rakhmawati, "Peran Keluarga Dalam Pengasuhan Anak", Jurnal Bimbingan Konseling Islam Vol. 6, No. 1, Juni 2015, hal. 11.
Ja'far, abu. 1414. Aqidah At-Thahawiyah. Beirut: Maktab Islami.
Jatmiko, Nanang . 2014. Skripsi: Upaya Guru Aqidah Akhlak dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri Aryojeding Tulungagung. UIN Maulana Malik Ibrahim
Mandzur, Ibnu . 1990. Lisanul Arab. Beirut : Daar Sadir.
Rosdiana Dkk. Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi Westernisasi pada Peserta Didik. jurnal Istiqra'. Vol. VI, No 2, 2019.
Tim Pandom Media. 2014. Kamus Bahasa Indonesia Edisi Baru. Cet. 1. Jakarta: Pandom Media Nusantara.
Ulwan, Abdullah Nashih. 2018. Pendidikan Anak dalam Islam. Kartasura: Insan Kamil.
https://ruangguruku.com/pengertian-remaja/, diakses pada tanggal 25 juli 2022, jam 20.00. WIB.
Kompasina." Makalah krisis moral remaja pada era globalisasi". https://www.kompasiana.com/ditarahayu/54f7ae21a33311541d8b478c/makalah-krisis-moral-remaja-pada-era-globalisasi, diakses pada tanggal 27 juli 2022, pukul 21.00 WIB.
Sri Indrianti, Remaja dalam Kepungan Valentine, www.voa-islam.com/read/smart-teen/2016/02/14/42269/remaja-dalam-kepungan-valentines-day/. Diakses pada tanggal 20 juli 2022, pukul 21.00. WIB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H