Mohon tunggu...
Metha Helmi Anggraeni
Metha Helmi Anggraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Akun ini dibuat sebagai upaya pemenuhan tugas mata kuliah Ekonomi Politik Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berakhirnya Perang Akuisisi SM Entertainment antara Hybe dan Kakao

21 Maret 2023   23:50 Diperbarui: 22 Maret 2023   00:25 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beberapa waktu lalu, dunia bisnis dan hiburan digemparkan oleh pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh HYBE tentang pengunduran diri HYBE dalam perebutan akuisisi SM Entertainment, tepat setelah pertemuan negosiasi antara HYBE dan KAKAO berlangsung.

Siapakah SM Entertainment?

SM Entertainment, didirikan pada tahun 1995 oleh penyanyi Lee Soo Man hanya dengan modal sebanyak 50 juta won atau setara dengan 37.600 dolar Amerika Serikat. SM Entertainment merupakan pelopor industri K-Pop, mendahului dua agensi saingannya, yaitu YG Entertainment dan JYP Entertainment. Tiga agensi hiburan tersebut kemudian mendominasi pasar global hingga mendapat julukan 'Big 3', yang berarti 3 agensi hiburan yang menjadi bagian dari sejarah perkembangan industri musik Korea Selatan.

Selama bertahun-tahun lamanya, industri musik Korea Selatan dikuasai oleh 'Big 3', hingga akhirnya BTS muncul dan mulai mendapatkan ketenaran yang luar biasa secara global, yang kemudian berdampak kepada pertumbuhan agensi hiburan yang menaunginya, yaitu HYBE atau yang sebelumnya bernama Big Hit Entertainment.

SM Entertainment, merupakan pilar industri musik Korea Selatan. Peran SM Entertainment dalam kesuksesan K-Pop di mata dunia sangatlah besar. Hal tersebut berawal dari kesuksesan artis naungan mereka, yaitu BoA, yang sukses menduduki puncak tangga musik Jepang. Setelah pencapaian BoA tersebut, banyak artis Korea Selatan lainnya yang berani memulai kegiatan dan promosi mereka di luar negeri, berawal dari wilayah Asia kemudian menjalar ke Amerika Serikat dan Eropa.

SM Entertainment merupakan agensi hiburan yang menaungi banyak artis populer seperti H.O.T, BoA, TVXQ, Super Junior, Girls' Generation (SNSD), SHINee, f(x), EXO, Red Velvet, NCT, Aespa, dan masih banyak lagi. Saat ini, SM Entertainment merupakan agensi hiburan terbesar kedua di Korea Selatan berdasarkan market value sebesar 2,8 miliar dolar Amerika Serikat, sedangkan posisi pertama ditempati HYBE dengan market value sebesar 5,5 miliar dolar Amerika Serikat.

Perseteruan Keluarga Lee

Lee Soo Man (70), yang dianggap sebagai 'Godfather of K-Pop', tidak memiliki jabatan resmi apapun di manajemen SM Entertainment selama bertahun-tahun setelah mengundurkan diri dari board of directors pada tahun 2010. Lee Soo Man justru fokus mengerahkan kemampuan dan pengaruhnya melalui perusahaan swasta yang ia dirikan untuk membantu ekspansi global industri hiburan dan menawarkan layanan manajemen serta pelatihan, yaitu Like Planning.

Perseteruan ini diawali oleh keputusan keponakan Lee Soo Man sekaligus CEO SM Entertainment, yaitu Chris Lee, bersama Tak Young Jun untuk mengakhiri kontrak bisnis SM Entertainment dengan perusahaan milik Lee Soo Man, yaitu Like Planning. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk kekecewaan perusahaan terhadap Lee Soo Man yang dinilai serakah dalam meraup keuntungan dari perusahaan. Dengan diakhirinya kontrak bisnis tersebut, kini Lee Soo Man tidak memiliki hak untuk mencampuri kewenangan produksi maupun manajerial perusahaan.

Gesekan keduanya semakin memanas setelah Chris Lee menyebut Lee Soo Man sebagai "Emperor of SM Empire' dalam sebuah video YouTube dan mengkritiknya karena menuntut kesepakatan bagi hasil yang tidak menguntungkan dan merusak manajemen SM. Chris Lee juga mengatakan bahwa ia telah memberitahu Lee Soo Man pada bulan Januari lalu bahwa mulai saat ini ia akan membuat keputusannya sendiri sebagai CEO SM Entertainment. Sebagai tanggapan atas perilaku keponakannya, Lee Soo Man mengatakan bahwa ia merasa sakit hati atas kalimat-kalimat yang dilontarkan keponakannya tersebut.

Perang Akuisisi

Dalam upaya untuk melemahkan pengaruh sang founder, manajemen SM mengumumkan kesepakatan penjualan saham senilai 173 juta dolar Amerika Serikat dengan salah satu perusahaan berbasis teknologi terbesar di Korea Selatan, yaitu KAKAO. Hal tersebut menjadikan KAKAO sebagai pemegang saham terbesar kedua setelah Lee Soo Man, yang masih memegang saham tertinggi yaitu sebesar 18%. Setelahnya, Lee Soo Man mengajukan permintaan perintah untuk memblokir kesepatan yang kemudian disetujui oleh pengadilan, dan selanjutnya menjual 14,8% saham di SM Entertainment kepada HYBE yang merupakan agensi saingan SM Entertainment. 

HYBE kemudian meluncurkan penawaran tender publik untuk membeli tambahan 25% saham, tetapi hanya mendapat sedikit dukungan dari pemegang saham. Sedangkan KAKAO, yang memiliki sekitar 9,05% saham SM Entertainment, menaikkan taruhan bulan ini, meluncurkan penawaran tender dengan harga lebih tinggi untuk memperoleh hingga 35% senilai 1,25 triliun won atau setara dengan 946,80 juta dolar Amerika Serikat. Pada hari Minggu, 12 Maret 2021, HYBE mengeluarkan pernyataan resmi terkait pengundurannya dalam tawaran akuisisi setelah pasar saham menunjukkan tanda-tanda overheat karena persaingan yang terjadi.

Mengapa harus SM Entertainment?

SM Entertainment dianggap sebagai aset berkualitas langka yang diperebutkan karena perselisihan manajemen dan keputusan Lee Soo Man untuk melepaskan sahamnya. KAKAO, yang merupakan perusahaan berbasis teknologi, kini semakin melebarkan sayap secara agresif ke industri hiburan, dimana perusahaan tersebut telah memiliki agensi hiburan K-Pop yang lebih kecil, yaitu Starship Entertainment. 

KAKAO kemungkinan besar memiliki tujuan yang jelas yaitu untuk memperluas bidang cakupan perusahaan, terutama di industri hiburan. Salah satu alasan yang memperkuat ambisi KAKAO untuk mengakuisisi SM Entertainment tentunya karena SM Entertainment merupakan agensi hiburan legendaris dan cukup stabil, hingga dapat membantu KAKAO untuk mengembangkan perusahaan tersebut dalam jangka panjang.

Akhir dari Perang

Setelah kemunduran resmi HYBE, kini KAKAO merupakan pemegang saham terbesar dengan jumlah 35%. Pada masa mendatang, KAKAO akan membawa jajaran direksinya untuk membantu mengelola SM entertainment, sementara HYBE telah berjanji untuk tidak mencampuri urusan manajerial SM Entertainment. Sebagai ganti atas kemunduran HYBE, SM Entertainment akan bermitra dengan HYBE untuk mengembangkan platform bisnis. Selain itu, KAKAO juga dikabarkan akan menyelesaikan pembelian sahamnya sebelum 26 Maret 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun