Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jamaah Terakhir

23 Mei 2024   23:22 Diperbarui: 23 Mei 2024   23:25 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Kenapa Latif tidak pergi ke masjid lagi".

"Di masjid tidak ada siapa-siapa bu. Sejak kakek meninggal masjid kian sepi, adzan pun jarang terdengar".

"Tetapi Latif jangan sering ke parkiran. Bahaya".

"Tidak bu. Bila di parkiran Latif diberi makan juga dikasih ongkos buat jajan".

Ibunya tak bisa lagi berbicara. Tak dapat pula melarangnya. Ia hanya bisa pasrah dan menangis saja.

Tetapi ternyata Tuhan lebih cermat dan teliti atas apa yang diperbuat. Bukan Tuhan namanya bila tak maha menentukan.

Latif tumbuh sebagai sosok lelaki yang tegar. Di hadapi kematian ibunya tanpa tangisan.

Handy Pranowo.

23-Mei-2024

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun