"Kenapa Latif tidak pergi ke masjid lagi".
"Di masjid tidak ada siapa-siapa bu. Sejak kakek meninggal masjid kian sepi, adzan pun jarang terdengar".
"Tetapi Latif jangan sering ke parkiran. Bahaya".
"Tidak bu. Bila di parkiran Latif diberi makan juga dikasih ongkos buat jajan".
Ibunya tak bisa lagi berbicara. Tak dapat pula melarangnya. Ia hanya bisa pasrah dan menangis saja.
Tetapi ternyata Tuhan lebih cermat dan teliti atas apa yang diperbuat. Bukan Tuhan namanya bila tak maha menentukan.
Latif tumbuh sebagai sosok lelaki yang tegar. Di hadapi kematian ibunya tanpa tangisan.
Handy Pranowo.
23-Mei-2024
Â
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!