Kakeknya yang paling sayang terhadap dirinya harus pergi juga untuk selamanya akibat serangan jantung.Â
Lelaki yang puluhan tahun mengurusi masjid itu jatuh saat membersihkan teras masjid sehabis subuh.Â
Tidak lama setelah itu Latif sering merenung sendiri. Sering melamun. Jarang tersenyum. Kadang-kadang ia menangis sedih.
Dari dulu ia memang tak betah di rumah lebih sering berada di masjid namun semenjak kakeknya meninggal ia bimbang.
Kini hampir setiap hari ia kelihatan di parkiran mini market pinggir jalan dan tak jelas apa yang ia lakukan.
Sementara ibunya tak bisa berbuat banyak terhadap anak semata wayangnya.Â
Kankernya terus menggerogoti hingga ke tulang belakang.
Sementara itu. Latif yang tubuhnya kurus, kepalanya besar. Mulai berani mengatakan "terus,terus om, op".
Dan ia semakin paham apa yang ia tengah kerjakan.
Bila ada sisa uang hasil parkir ia berikan kepada ibunya.
Ibunya hanya menangis. Terus menangis. Lalu perempuan kurus itu berkata.Â