Dan mesti pula kamu camkan penyamun seperti diriku pun rejekinya berasal dari Tuhan.
Kau pikir negara yang memberi kita makan.
Tak lama setelah keheningan yang panjang terdengar teriakan seseorang dari luar. Suaranya berat dan lantang.Â
Di luar begitu riuh di padati puluhan orang. Suasana mencekam membelah kesunyian malam.
Beberapa aparat kepolisian dan tokoh masyarakat datang.
Mereka menggedor rumah gedong dengan beberapa mobil sport terparkir di dalam.
"Hai Temu, aku tahu kau sedang menjaga lilin di dalam sana, keluarlah segera atau kami bakar seisi rumahmu tanpa sisa.Â
Lihatlah lelakimu telah kami tangkap, ia sudah tak berdaya. Keluarlah Temu, menyerahlah".
Temu yang saat itu tengah terlelap tak sadar bahwa lilin yang mesti di jaganya padam dan ruangan kamarnya pun gelap.
Polisi pun menggeledah rumahnya. Temu dan lelakinya di tangkap. Seluruh barang-barang bukti di amankan pihak aparat.Â
Lilin kecil, air berserta baskomnya. Tak luput pula beberapa gulung kertas dengan huruf-huruf arab, entah mantra atau kitab.Â