Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Temu dan Lelakinya

29 Mei 2023   14:51 Diperbarui: 29 Mei 2023   14:57 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan mesti pula kamu camkan penyamun seperti diriku pun rejekinya berasal dari Tuhan.

Kau pikir negara yang memberi kita makan.


Tak lama setelah keheningan yang panjang terdengar teriakan seseorang dari luar. Suaranya berat dan lantang. 

Di luar begitu riuh di padati puluhan orang. Suasana mencekam membelah kesunyian malam.

Beberapa aparat kepolisian dan tokoh masyarakat datang.

Mereka menggedor rumah gedong dengan beberapa mobil sport terparkir di dalam.


"Hai Temu, aku tahu kau sedang menjaga lilin di dalam sana, keluarlah segera atau kami bakar seisi rumahmu tanpa sisa. 

Lihatlah lelakimu telah kami tangkap, ia sudah tak berdaya. Keluarlah Temu, menyerahlah".

Temu yang saat itu tengah terlelap tak sadar bahwa lilin yang mesti di jaganya padam dan ruangan kamarnya pun gelap.

Polisi pun menggeledah rumahnya. Temu dan lelakinya di tangkap. Seluruh barang-barang bukti di amankan pihak aparat. 

Lilin kecil, air berserta baskomnya. Tak luput pula beberapa gulung kertas dengan huruf-huruf arab, entah mantra atau kitab. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun