Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Temu dan Lelakinya

29 Mei 2023   14:51 Diperbarui: 29 Mei 2023   14:57 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jagalah nyala api lilin ini jangan sampai kau lengah dan terlelap. 

Waktu kita hanya sekejap, di luar sana mata orang-orang mengintai setiap gerak.

Ku pastikan aku segera pulang seusai menggasak.

Kamu tak perlu khawatir, gerakkanku secepat petir, tubuhku penuh sihir.

Dan harus selalu ku ingatkan kepadamu setiap kali ritual ini di mulai. 

Jika api lilin ini bergoyang ke kanan dan ke kiri itu tandanya bahaya tengah menghampiri. 

Segeralah kau tiup api itu agar lekas padam dan doakan aku pulang selamat tanpa luka di badan.

Semoga kau tahu dan kau juga paham seperti inilah cara kita tetap bertahan. 

Kamu jangan takut sayang. Manusia tamak seperti kita banyak berserakkan. 

Bukankah hal-hal gaib sering kali juga di lakukan oleh sebagian pejabat yang di titipkan kekuasaan. 

Dengan kuasanya yang gemilang tiba-tiba uang negara raib ditelan lalu ramai-ramai dipakai bancakan.

Dan mesti pula kamu camkan penyamun seperti diriku pun rejekinya berasal dari Tuhan.

Kau pikir negara yang memberi kita makan.


Tak lama setelah keheningan yang panjang terdengar teriakan seseorang dari luar. Suaranya berat dan lantang. 

Di luar begitu riuh di padati puluhan orang. Suasana mencekam membelah kesunyian malam.

Beberapa aparat kepolisian dan tokoh masyarakat datang.

Mereka menggedor rumah gedong dengan beberapa mobil sport terparkir di dalam.


"Hai Temu, aku tahu kau sedang menjaga lilin di dalam sana, keluarlah segera atau kami bakar seisi rumahmu tanpa sisa. 

Lihatlah lelakimu telah kami tangkap, ia sudah tak berdaya. Keluarlah Temu, menyerahlah".

Temu yang saat itu tengah terlelap tak sadar bahwa lilin yang mesti di jaganya padam dan ruangan kamarnya pun gelap.

Polisi pun menggeledah rumahnya. Temu dan lelakinya di tangkap. Seluruh barang-barang bukti di amankan pihak aparat. 

Lilin kecil, air berserta baskomnya. Tak luput pula beberapa gulung kertas dengan huruf-huruf arab, entah mantra atau kitab. 

Handy Pranowo

29 Mei 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun