Telah lama ku tinggalkan pelabuhan besar serta kapal-kapal megah berlayar.
Telah lama tak ku lihat lagi tarian ombak serta senandung riuh angin lautan.
Senja di ujung samudera. Lumba-lumba yang berenang bersama.
Camar-camar putih melayang di udara.
Semua tak dapat ku lupa. Merentang jauh mengarungi lautan jiwa.
Tak juga tenggelam. Tak juga sirna. Meski sekian tahun telah berlalu menggerus usia.
Barangkali waktu tak lama lagi. Mengurai satu persatu kenangan yang tertinggal. Tak ada yang abadi.
Namun senja tak pernah pudar. Debur ombak kan selalu mengirimkan pesan.
Kepada kapal-kapal yang berlayar bahwa ada keheningan di balik gelisah yang terpendam.
Di kedalaman palung. Di antara batu-batu karang. Di jantung ikan-ikan yang berenang.
Di bibir pelabuhan ketika kabut pagi menutupi jarak pandang.
Dan betapa semua itu menjadi sebuah derita ketika engkau duduk menantiku penuh bimbang dan tanya.
Katamu. Rindukah engkau kepadaku duhai kekasih?
Bukankah yang sebenarnya lautan adalah diriku yang menantimu di dermaga biru.
Handy Pranowo
27 Oktober 2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI