Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Selamat Ulang Tahun Puisi

29 April 2022   03:04 Diperbarui: 29 April 2022   03:09 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aduh sayang cepetan dong jangan diam saja nanti keburu ia pergi tuh. Keburu ia benar-benar mati.

Yang di ajak bicara ternyata sudah tidur tinggal aku dan puisi saling berhadap-hadapan di dalam kamar yang remang.

Mata kami seakan-akan saling mengucapkan kata, tubuh kami berpelukkan dan tak lama puisi menangis. 

Air matanya berguguran bagai kelopak bunga di tikam gerimis lalu ia pergi keluar lewat jendela dengan perasaan yang sedih.

"Puisi tunggu!" Kataku cemas.

Lalu ia berhenti dan aku pun segera menghampiri.

Ini ku berikan jantungku untukmu, biarlah aku mati dan kau tetaplah hidup sampai nanti".

Handy Pranowo

29 April 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun