Mudik Lebaran hanya rakyat kecil dengan penghasilan yang minim terkadang untuk menambah pendapatannya dari kuli pangggul ia nyambi menjadi tukang parkir di supermarket atau menjadi pak ogah di perempatan jalan.Â
Harapannya sih bisa ngojek online seperti beberapa temannya namun Mudik tidak sanggup bayar uang muka motor apalagi mesti bayar cicilan yang di rasa bunganya terlalu tinggi.Â
Ada seorang temannya berani meminjamkan uang kepadanya namun setelah di pikir-pikir jutaan kali Mudik menolak secara halus takut-takut ia tak sanggup mengembalikan hutang malah menjadi tambah beban hidupnya di kota besar.
Tetapi memang rejeki tak akan lari kemana. Sesekali ada juga tetangganya yang memintanya bekerja seperti bersih-bersih halaman rumah, memotong pohonan rimbun di pekarangan atau menjadi kenek kuli bangunan. Lumayan upahnya bisa di simpan.
Dan yang terakhir ini sebelum bulan puasa tiba seorang Ustadz di masjid tempat ia tinggal sementara meminta Mudik untuk membersihkan masjid setiap hari dengan upah makan dan minum di tanggung oleh Ustadz serta gaji bulanan yang tidak cukup besar dari biaya operasional masjid.
Mudik pun menyanggupi dan ia begitu senang dengan pekerjaan barunya, terlebih di sini ia dapat meningkatkan ibadahnya dan lagi pula para jamaah masjid begitu baik senang menolong dan gemar berbagi kasih sayang.
Ia tinggalkan pekerjaan kuli panggulnya di pasar tradisional dan bersemangat dengan pekerjaan barunya yang tidak harus kepanasan serta kehujanan. Mudik pun seperti mendapatkan karunia dan berkah di tahun ini.Â
Di beritakanlah kabar baik ini kepada keluarganya di kampung, istrinya begitu gembira apalagi ibunda tercinta yang selalu wanti-wanti memberi wejangan untuk tetap jujur di manapun bekerja dan terus bersyukur atas apapun yang di berikan Tuhan kepadanya.
Sepertinya Idhul Fitri tahun ini Mudik Lebaran akan pulang kampung bertemu dengan seluruh keluarga tercintanya di sana.Â
Insya Allah.
Handy Pranowo