Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ayam Betina

15 April 2022   18:26 Diperbarui: 15 April 2022   18:28 3399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Ayam Betina (unsplash)

Untungnya tadi selepas pulang kerja ia buru-buru pulang ke rumah dan membatalkan janji dengan seorang lelaki yang baru saja di kenalnya bulan lalu.

Ia mempunyai firasat yang tidak enak terlebih langit sore ini begitu hitam pekat, ia membaca hujan akan turun lebat di kotanya nanti. Dari pada tidak bisa pulang kejebak macet atau banjir yang parah lebih baik ia batalkan saja janji kencan pertamanya itu.

Angin dan hujan begitu hebatnya serasa menggedor-gedor alam raya kota ini, pastinya besok pagi akan ada berita pohon tumbang atau baliho yang rubuh. Mudah-mudahan tidak membawa korban jiwa.

Selagi ia merenungkan hal tersebut di kamarnya tiba-tiba ia teringat seekor ayam betina yang sering nangkring di dahan pohon mangga.

Di buka tirai jendela kamarnya dan matanya langsung menuju pohon mangga rumahnya yang tengah di amuk angin yang begitu kencang. Ia perhatikan ke sana kemari mencoba melihat di mana ayam betina itu berada.

Akhirnya di dapatinya ayam betina tersebut tengah berjibaku dengan angin dan air hujan yang jatuh deras ke dahan pohon mangga. Ia merasa kasihan dengan ayam itu, seperti senasib hidupnya seorang diri tak mempunyai teman.

Barangkali bila ayam itu bisa berbicara dan mempunyai perasaan seperti manusia mungkin juga ayam itu ingin berjodoh, mempunyai teman hidup dan juga tempat yang layak.

Maka ia beranikan diri keluar rumah dengan mengenakan jas hujan merah kepunyaan adiknya demi mengambil ayam itu dan membawanya ke dalam rumah agar tidak kehujanan dan tidak kena angin kencang.

Ia sudah bertekada lagi pula ayam itu sudah sering memberikannya rejeki yaitu berupa telur-telur ayam yang sering di letakkan di depan pintu rumahnya. Kali ini giliran ia yang harus berbalas budi.

Di tengah hujan deras dan angin kencang, ia mengendap pelan-pelan ke arah pohon mangga sambil membawa tangga lipat untuk dapat menjangkau ayam betina tersebut.

Tangga di julurkan panjang lalu di sandarkan ke sebuah cabang di mana ayam betina itu berada. Dengan pelan dan pasti kakinya menaiki anak tangga tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun