Aku tak pernah merencanakan apa-apa, aku tak pernah tahu tentang perkebunan karet dan lubang jahanam itu.
Aku merasa ada pergerakan senyap oleh segerombolan yang licik, begitu lihai, begitu cepat.
Aku hanya rakyat kecil yang harus menanggung derita kekejian yang tak pernah aku perbuat.
Hanya di karenakan berhaluan kiri dan mereka menggangap musuh yang harus di basmi tanpa pernah di adili.
Aku mencintai Tuhan dan aku beragama. Aku bukan hantu yang seketika lenyap lalu muncul, membuat gaduh, huru hara.
Mulutku terbiasa berdzikir tak pernah berkhianat tak pernah melantur. Mimpiku sederhana di bangun dari pagi yang lembut penuh embun.
Handy Pranowo
27012022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H