Setelah umurku merasa cukup dan tubuhku nampak gemuk. Barangkali itulah masa-masa terakhir hidupku berjumpa denganmu.
Dan aku tak sempat ucapkan perpisahan setelah sekian lamanya kita bersama dalam satu ruang.Â
Ruang di mana kita saling berkumpul, saling mengenal dan saling berteriak bila waktunya makan.
Kamu masih ingat bukan, kita saling berdekatan saat tertidur sebab angin malam merambah lewat pinggir jaring pagar.
Tubuh kita sama-sama rapuh, kita lahir dari telur-telur yang di tetaskan tanpa ibu kandung yang mengeram.
Namun kita tak pernah menyesal dan tak pula merayakan hari ulang tahun. Meski saat kecil kita lucu dan imut namun setelah besar sebagai santapan pengeyang perut. Manusia yang rakus.
Kamu pasti tahu ke mana aku akan di angkut, di bawa pergi jauh oleh mobil bak yang penuh muatan, penuh karatan.
Tubuhku akan di masukkan ke dalam keranjang-keranjang yang bertumpuk bersama saudaramu juga saudaraku.
Hanya saja kita tak pernah tahu pasti tanggal dan hari keberangkatannya. Kita tak pernah bisa memilih hari yang baik untuk di sembelih.