Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menyusuri Jalan Raya Multatuli

12 Januari 2022   01:24 Diperbarui: 12 Januari 2022   01:27 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan saat itu semua sulit di bedakan. Terlihat rindu namun penuh dendam.

Terlihat cinta namun memeras dan memaksa. Apakah sekarang masih kau rasa, wahai orang-orang Lebak?

Sekali lagi, matahari tak bisa di ajak kompromi seperti menyuruhku pergi dari keasingan ini.

Namun langkahku telah mendekati alun-alun dan menara masjid Agung nampak tinggi dan anggun.

Tuan Gubernur, tuan Bupati, perkenalkan diriku yang datang dari jauh.

Aku bukan makelar kopi hanya penikmat sepi, aku hanya pengunjung yang baru saja lahir dan tiba-tiba melihat Lebak, melihat Rangkasbitung.

Boleh saja waktu terus berlalu namun bagaimana juga sejarah tak boleh surut. 

Telah banyak air mata yang jatuh juga derita hidup yang berlalu.

Di sini di Rangkasbitung, aku menyusuri jalan raya Multatuli. 

Melihat lebih dekat apa yang pernah terjadi.

Handy Pranowo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun