Engkau takdir hidupku yang menyempit di jalan buntu.
Berulang kali telah ku tempuh jalan itu hingga hujan jatuh dari mataku.
Cinta telah membeku mengguyur sekujur tubuhku.
Karena ia datang dari hatimu dari tatapan mata yang lugu menusuk jantungku.
Kesepian hatiku telah kau rampas, kau baringkan di dadamu yang hangat itu.
Ku sentuh bibirmu dengan bibirku yang mengandung racun.
Kita terbius di malam pertama bertemu dan telah kau kunci segala pintu.
Lenguh nafasmu mengalir ke lantai seperti kabut di ujung jalan turun melandai. Beku.
Ke dua mata bertatapan, membakar ruang yang gelap.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!