Ia kini, istriku telah di bawa pergi oleh kekasihnya dan tak ada satupun keluargaku yang tahu di mana keberadaannya. Seorang perempuan yang masih sangat muda, teramat muda untuk di tinggalkan suaminya yang penuh celaka dan tak mempunyai masa depan cerah gemilang. Pesakitan karena narkoba, pengangguran pula.Â
Meski di hati ini berkecamuk rasa dendam, kecewa dan juga rasa penyesalan namun aku tak tahu mesti bagaimana bertindak sedangkan aku terkurung dan masih menjalani hukuman satu tahun lagi. Aku hampir saja gila, percobaan bunuh diriku gagal karena di selamatkan teman sekamar.
Aku di larikan ke sebuah rumah sakit dengan urat nadi yang terus mengeluarkan darah segar. Dalam keadaan setengah sadar aku membayangkan istriku yang tega meninggalkan aku dalam kondisi terpuruk. Betapa hancurnya hidupku.
Seminggu setelah kejadian itu, aku di pindahkan ke ruangan khusus hampir sebulan lamanya, ruangan yang lebih kecil, terkunci rapat dan tak bisa menerima kedatangan tamu. Namun di situlah aku menyadari akan segala kesalahan hidupku selama ini. Aku banyak berdosa dan banyak menyakit hati orang lain.
Handy Pranowo
07112021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H