Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cikeusik

6 Februari 2021   07:20 Diperbarui: 6 Februari 2021   07:47 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. kompas.com

Minggu 6 February 2011, 10 tahun yang lalu di desa Cikeusik yang hening sejuk berubah pecah berisik dan mengusik.

Pagi itu orang-orang desa di kumpulkan dari segala penjuru dan dalam satu komando yang busuk melaksanakan penyerangan kepada mereka yang berbeda tafsir dan pemahaman.

Pita biru, pita hijau, di ikat di lengan, tanda agar sesuai instruksi di lapangan.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, gema takbir merebak berbau amis seakan meminta restu untuk berbuat jahat, gegap gempita, sorak sorai mereka seakan tak pernah mengecap dosa dan maksiat.

Ada apa dengan mereka kenapa begitu mudahnya tersulut fitnah, hingga perbuatan keji mereka kita tak akan sanggup melihatnya.

Kita tak akan percaya itu ada di negara Indonesia. 

Entah politik, entah agama apapun atas namanya begitu beringas orang-orang saat itu bagai serigala.

Oh ini kah yang di namakan hidup beragama.

Oh ini kah yang di namakan hidup berbangsa.

Oh ini kah yang di namakan umat rahmatan lil alamin

Siapa otaknya, siapa dalangnya belum pasti juga di temukan dan aku yakin orangnya masih hidup dan mungkin masih tinggal di Indonesia.

Kalian bisa pahami seandainya orang itu menyebarkan ide-ide busuk, fitnah keji dan semacamnya, kita tunggu saja waktunya suatu saat negeri ini akan kembali ricuh, saling tikam, saling membunuh.

Maka marilah kita saling merangkul, berjabat tangan, perkuat benteng diri, siapapun dia selama ada niat baik untuk Indonesia, untuk umat beragama dia adalah saudara. 

Handy Pranowo

06022021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun