Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pedendang Hujan

11 Januari 2021   14:15 Diperbarui: 11 Januari 2021   14:17 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau si pedendang hujan, berpayung rindu, berteman angan. 

Senantiasa menabuh sepi kala awan mendung merajahi bumi.

Kau bunyi kekalutan, kau dengung halilintar.

Kau nyanyian hujan yang menggugurkan rindu di telapak tangan.

Pada dirimu pula jantung hatiku tertanam, memekarkan butiran hujan bagai bunga-bunga perdu di antara semak belukar.

Menggenang kabut cinta, gemetar ku rasa parau suaramu di dada bahkan ku kenali bagai doa yang ringkih pada hujan pertama. 

Kau si pedendang hujan, kuyup basah cintamu tersirap gamang, naluri kasih menyusur di setiap dingin bibirmu yang kering.

Ingin ku kecup hingga kuncup serupa putingmu yang lembut mengkilap, mekar di ujung mega saat hujan membasahinya. 

Kau si pedendang hujan, akankah syairmu kan tumbuhkan pelangi di dahan jiwamu yang sepi sementara aku menunggumu berdendang 

tak nampak pula hujan kan datang kecuali guratan-guratan awan yang takdirkan gelap merajam segala kenang.

Takdirmu dan takdirku berjalan bersama ingatan-ingatan fakir yang lupa jalan pulang mengharap sesuatu yang tak pernah di harapkan.

Seperti hujan di musim kemarau panjang.

Handy Pranowo

11012021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun