Tahukah kamu artinya menunggu?
Aku yakin kau tidak tahu bahkan nyatanya kau tak pernah menunggu siapapun.
Kamu hanya ingin berpamitan pada sebuah pertemuan yang telah melibatkan kau masuk dalam kenangan. Aku.
Di sini, saat ini, ketika jalan menuju sebuah dermaga terlihat berkabut dan cahaya lampu lemah menunduk.
Sikapku tidak pernah berubah hanya mulutku saja yang kini tak banyak bicara.
Telah ku semayamkan rembulan ke dadamu serta secawan anggur yang nikmat ku hidangkan, kau reguk di tiap malammu yang bergairah.
Aku hanya pasrah, pasrah pada harapan yang pernah kau berikan yaitu mengarungi berbagai jalan bersamamu,Â
jalan di mana kita saling bergandengan tangan hingga menemukan rumah terakhir.Â
Ya, rumah terakhir di mana anak-anak kita nanti mengunjunginya dan berdoa di sana.Â
Itu mimpimu bukan? atau aku hanya sedang berimajinasi saja dengan seorang lelaki yang puas dengan nafasku.
Semua pintu telah ku buka, tanganku terbuka, jiwaku, hidupku lalu apa yang membuatmu ragu.
Aku menunggumu, aku tak tertidur sedetik pun.
Tuhan, di batas mana aku bakal setia sedang segalanya telah ku sediakan baginya.
Dan ia dengan tanpa kecewa mencoba mencari jalannya sendiri meninggalkan aku.
Hingga aku gusar menunggunya di sebuah persimpangan jalan.
Hatiku berdarah, kakiku bernanah adakah ia kan kembali pulang?
Handy Pranowo
190818
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H