Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Pejuang Muda

9 Agustus 2017   14:50 Diperbarui: 9 Agustus 2017   15:07 1537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sanggup membakar seluruh kebatilan mereka, membuat gentar dan takut, maka tak sedikitpun tabuh genderang perlawananku padam.

Membara dan membara, membias di bentang cakrawala, menebar hangat di tubuh penuh luka.

Enyahlah!

Enyahlah!

Enyahlah kau penjajah!

Durja kuasa dan penindasan kau lelehkan hingga melukai ibunda tercinta. 

Aku tak terima, dengan tetes air mata, dan keringat merajai dada aku melawan.

Dan barisan doa-doa mengunjungi istana paling suci di hati untuk selalu tetap tegar. 

Memaksa kepulangan hati tak bernyawa. Membangunkan pejuang tanah tumpah darah lewat sumpah yang tak ingin dianggap sampah.

Dan sajak ini kutulis saat sesak menyeruak di dada, namun ku tak ingin berduka sebab halnya perjuangan,

tiap tetes darah tak akanlah sia-sia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun