di sebuah stasiun di kota Bandung, kala itu kamu sibuk mencari sesuatu yang terjatuh di ruang tunggu peron.Â
Aku membantumu dan ternyata kita sama satu tujuan dengan kereta yang sama.
Lalu kita cair dan saling bertanya.
Ini apa, takdir atau hanya bualan belaka, atau Tuhan sedang bermain-main dengan hatiku agar lebih bisa menjaga sikap dan waspada.Â
Tiba-tiba kamu seperti matahari, kamu seperti bintang, kamu seperti bulan, kamu seperti kunang-kunang,Â
kamu seperti lampu temaram bagiku di tengah hati kesendirian yang remuk redam.
Namun seringkali aku tak bisa menduga hatimu, kejujuran, keluguanmu, membuat diriku tak sanggup menyakitimu.
Kamu memang asing bagiku, seperti sebuah piring terbang yang tiba-tiba muncul di hadapanku.Â
Atau seperti suara klakson kereta yang berbunyi kencang hingga membuatku terperanjat jatuh.Â
Atau memang kamu alien yang bisa berkata " Hai apa kabar?
Kamu bisa seperti apa saja bagiku dan tak dapat ku hentikan langkah pikiranku darimu,Â
banyak hal dan aku tak perduli siapa kamu. Aku akan sibuk mengingatmu bila jauh.Â