Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Di Hari Terakhirmu

17 Maret 2017   02:14 Diperbarui: 18 Maret 2017   10:00 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau ingin menjadi rumah bagi karunia-karunianya yang tak pernah mati.

Maka berlinanglah tetes air matamu yang terakhir sebab tak usainya kau panjatkan doa-doa tersebut.

Hingga malaikat menutup telinganya karena terlalu sedih dan perih di dengar.

Namun tidak demikian dengan Tuhan, telinganya semakin melebar dan Dia begitu asyik menikmati alunan doa-doamu yang keluar.

Dan fajar pun tiba merenda, kau pun tetap bersujud berdoa hingga akhirnya Tuhan membangunkanmu dengan tangannya yang terbuka penuh cahaya.

Cahaya di atas cahaya.

kepada seorang sahabat.

170317

Handy Pranowo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun