Kau ingin menjadi rumah bagi karunia-karunianya yang tak pernah mati.
Maka berlinanglah tetes air matamu yang terakhir sebab tak usainya kau panjatkan doa-doa tersebut.
Hingga malaikat menutup telinganya karena terlalu sedih dan perih di dengar.
Namun tidak demikian dengan Tuhan, telinganya semakin melebar dan Dia begitu asyik menikmati alunan doa-doamu yang keluar.
Dan fajar pun tiba merenda, kau pun tetap bersujud berdoa hingga akhirnya Tuhan membangunkanmu dengan tangannya yang terbuka penuh cahaya.
Cahaya di atas cahaya.
kepada seorang sahabat.
170317
Handy Pranowo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H