Tak banyak kata saat saya menyerahkan hasil test tersebut kepada wanita muda itu, namun dia katakan kepadaku semoga saja akan ada kesempatan di lain waktu.Â
Saya pun pamit dan meninggalkan gedung itu dengan perasaan sedikit goyah. Sesampainya di rumah ibuku langsung menanyakan bagaimana wawancara tadi, saya katakan saya gagal dalam test. Kemudian beliau berkata " banyaklah berdoa, mungkin usaha sudah maksimal namun berdoa belum maksimal ".Â
Nasihat yang begitu lembut dan teduh yang di katakan oleh ibuku bagai air dingin yang membasahi kerongkonganku. Aku pun langsung sholat zuhur saat itu dan berdoa , meminta kepadaNYA segala kemudahan.Â
Selang satu jam setelah itu saat saya hendak beristirahat karena sejak tadi pagi saya seperti di buru oleh waktu, test dan juga jarak yang jauh.Â
Tiba-tiba bunyi telepon di rumah berdering kembali ibuku yang mengangkatnya. Ternyata telepon itu di tujukan untukku, saya pun meraihnya dari tangan ibuku dan ternyata telepon itu dari Ibu Christine.Â
Ia katakan melalui telepon saya bisa mengikuti proses selanjutnya namun dengan catatan saya harus memperbaiki nilai test bahasa Inggris khususnya untuk " conversation " bila nanti masuk pelatihan di asrama.Â
Saya sanggupi permintaannya dan dengan penuh keyakinan pasti saya bisa. Dan tak terasa air mataku mengalir sesaat setelah menutup telpon sore itu. Terima kasih Tuhan.
Handy Pranowo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H