Akhirnya ada juga lamaran yang nyangkut di salah satu perusahaan kapal pesiar. Singkatnya saya penuhi panggilan interview tersebut sesuai dengan waktu, tempat dan tanggal yang di tentukan. Lokasi interviewnya di Menara Sudirman dekat Gelora Senayan tidak jauh dari tempat tinggal saya di Kebayoran Lama.Â
Hari Kamis jam dua siang namun sayang saya sudah tak ingat lagi tanggalnya tapi kalau tidak salah ingat waktu itu pertengahan bulan May. Inilah pertama kalinya saya dapat undangan panggilan kerja di sebuah gedung tinggi perkantoran.Â
Senang sekali perasaanku saat itu meskipun ada pula rasa gugup di hati , tapi lanjut sajalah kalau tidak di hadapi mana mungkin bisa tahu bakat dan kemampuan diri.Â
Dengan menaiki sepeda motor saya pun menuju lokasi interview hampir setengah jam berkendara dari rumah sampailah saya di lokasi gedung tepatnya di lantai 3 area parkir, setelah memarkirkan motor saya pun bergegas turun melalui tangga dan langsung memasuki lobi utama gedung bertingkat tersebut.Â
Baru saja langkah kaki memasuki lobi utama gedung seorang petugas penjaga di pintu masuk menanyakan perihal tujuanku.Â
" Mau kemana Mas, bisa saya bantu? sahut lelaki berseragam hitam dan bertubuh tegap itu. " Mau Interview kerja Pak di lantai 16 " jawabku penuh keyakinan.Â
" Oh silahkan Mas ke receptionis dulu untuk tinggalkan kartu identitas". Saya pun menuju ke meja receptionis yang di jaga seorang lelaki dengan seragam hitam putih di sana kartu identitas saya di tukar dengan kartu visitor gedung tersebut. Setelah urusan kartu identitas selesai barulah saya menuju tempat lift berada berbarengan dengan beberapa pengunjung lainnya dan karyawan-karyawan gedung yang hendak menaiki lift.Â
Ada empat lift di dalam gedung tersebut dan tak lama menunggu salah satu pintu lift terbuka saya pun masuk dan langsung menekan tombol nomor 16. Beberapa kali lift berhenti di tiap lantai mengantarkan orang-orang kepada tujuannya masing-masing hingga tersisa dua orang saya dan seorang laki-laki yang sepertinya dengan tujuan yang sama. Akhirnya lift berhenti di lantai 16 kami pun langsung keluar.Â
Saya berusaha setenang mungkin sesampainya di depan kantor agen perusahaan kapal tersebut. Di dalam ruangan kantor terlihat begitu sibuk dan gaduh banyak orang-orang di sana hilir mudik dan antri berdiri entah antri untuk apa, saya pun masuk ke dalam dan berkata kepada salah seorang receptionis wanita.Â
" Mba saya hendak walk interview jam dua siang di sini.'Â
" Oh gitu, silahkan Mas tekan tombol mesin ini untuk ambil nomor antrian". Â saya pun menuruti perintah wanita tersebut dan keluar secarik kertas dari mesin tersebut. 128.Â