Universitas Indonesia (UI), sebagai perguruan tinggi terbaik di Indonesia, saat ini menghadapi tantangan yang sangat besar dalam dunia pendidikan. Pertama, soal penerapan teknologi pada pembelajaran serta tuntutan soal inovasi. Lalu yang kedua, tentang globalisasi yang menuntut peningkatan kualitas pendidikan Indonesia di kancah internasional. Ketiga, kebutuhan dalam menciptakan akses pendidikan yang inklusif bagi semua kalangan. Terakhir, soal relevansi kurikulum untuk menjawab tantangan industri lima sampai sepuluh tahun mendatang.
Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono menjawab tantangan yang akan dialami oleh UI di masa depan. Menurutnya, pendidikan vokasional menjadi jawaban tepat atas tantangan pertama soal penerapan teknologi pada pembelajaran serta tuntutan soal inovasi.
Pria kelahiran Madiun itu mengatakan contoh inovasi yang tercipta di Vokasi UI adalah Vocation Wellness Center UI untuk layani terapi okupasi dan fisioterapi yang diperuntukan bagi warga UI serta masyarakat umum.
"Dosen dan mahasiswa berpotensi menjadi pusat perkembangan inovasi. sebagai contoh pelayanan terkait fisioterapi. terapi okupasi, kemudian terapi wicara dan akupuntur bersumber pada penerapan belajar mengajar di prodi dengan biaya terjangkau oleh masyarakat," ungkapnya saat ditemui di Taman Baca Vokasi UI, Senin (5/8/2024).
Selain itu inovasi lainnya adalah Klinik Pajak UI yang diperluas menjadi Klinik UMKM harapannya tidak hanya memperbaiki sektor keuangan saja tetapi juga memperbaiki segala aspek.
"Kami menggerakan mahasiswa dari Prodi Akuntansi, Prodi Administrasi Perpajakan, Prodi Administrasi Perkantoran, dan prodi Manajemen Rekod dan Arsip untuk bersama-sama membenahi laporan keuangan UMKM tersebut mulai dari pelaporan pajak, aspek perkantoran, kearsipan, hingga pemasaran media sosialnya ," ujar Padang.
"Nah, UMKM tersebut dikaji oleh Prodi Bisnis Kreatif Sehingga UMKM tersebut agar layak untuk dibiayai oleh perbankan atau pasar modal sehingga UMKM tersebut bisa menyerap lapangan kerja, dan mampu memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional, dan mampu mengatasi persoalan di masyarakat," sambungnya.
Soal tantangan globalisasi, Padang mengatakan bahwa Vokasi UI telah siap dengan mengandeng dunia industri. Tidak hanya menyasar pada industri lokal, tetapi juga level internasional sesuai dengan pengimplementasian link and match antara dunia pendidikan dan dunia industri.
Pria yang mendapatkan gelar Ph.D bidang Ekonomi Tenaga Kerja di The University of Tokyo itu telah menjalin kerja sama dengan International Management Institute (IMI) di Kota Luzern. Swiss dan juga perusahaan kenamaan dunia seperti Amazon Inc., Warner Bros Discovery, dan Microsoft XBOX di Seattle, Amerika.
"Kami juga mengirimkan wardee program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), Alhamdulilah kita mengirimkan 96 mahasiswa pada tahun 2024 atau yang terbanyak di UI," imbuh Padang.
"Selain itu hasil kerja sama lainnya misalnya Microsoft Xbox memberikan pelatihan secara gratis kepada mahasiswa vokasi. Lab-lab kita juga sudah memenuhi standar industri global sehingga mahasiswa mampu beradaptasi dengan dinamika nasional maupun global," sambungnya.
Membahas tentang tantangan ketiga soal menciptakan akses dan Pendidikan yang inklusif bagi semua kalangan, Vokasi UI telah menggandeng telah menggandeng banyak pihak, baik dari pemerintah daerah maupun swasta, untuk memberikan beasiswa untuk menjawab tentang biaya UKT kampus yang semakin tinggi.
"Kita ada program afirmasi kerja sama dengan pemerintah kota dan kabupaten seperti Pariaman, Palangkaraya, Serang, dan Kepulauan Seribu, lulusan terbaik dari mereka bisa masuk ke Vokasi. Selain itu terobosan lainya adalah kerja sama dengan swasta seperti PT. Medikaloka Hermina Tbk yang memberikan beasiswa penuh kepada mahasiswa Terapi Okupasi sebagai program early recuitment karena mereka membutuhkan tenaga kerja dari vokasi," tuturnya.
Terakhir, soal tantangan yang keempat terkait dengan relevansi kurikulum untuk menjawab tantangan industri lima sampai sepuluh tahun ke depan. Vokasi UI telah menerapkan kurikulum outcome based education (OBE) sehingga harapannya lulusan bisa siap kerja.
"Sebagai implementasi penerapan OBE, early recuitment program yang dilakukan oleh PT. Medikaloka Hermina Tbk menjadi bukti bahwa relevansi kurikulum dengan dunia industri memiliki peran penting. Situasi ini memperlihatkan bahwa ketika belum lulus pun mahasiswa tak hanya sudah berkiprah memberi dampak kepada masyarakat, tetapi juga keterampilan dan kompetensi keahlian mereka memang sesuai dengan kebutuhan industrinya," tutup Padang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H