"Selain itu hasil kerja sama lainnya misalnya Microsoft Xbox memberikan pelatihan secara gratis kepada mahasiswa vokasi. Lab-lab kita juga sudah memenuhi standar industri global sehingga mahasiswa mampu beradaptasi dengan dinamika nasional maupun global," sambungnya.
Membahas tentang tantangan ketiga soal menciptakan akses dan Pendidikan yang inklusif bagi semua kalangan, Vokasi UI telah menggandeng telah menggandeng banyak pihak, baik dari pemerintah daerah maupun swasta, untuk memberikan beasiswa untuk menjawab tentang biaya UKT kampus yang semakin tinggi.
"Kita ada program afirmasi kerja sama dengan pemerintah kota dan kabupaten seperti Pariaman, Palangkaraya, Serang, dan Kepulauan Seribu, lulusan terbaik dari mereka bisa masuk ke Vokasi. Selain itu terobosan lainya adalah kerja sama dengan swasta seperti PT. Medikaloka Hermina Tbk yang memberikan beasiswa penuh kepada mahasiswa Terapi Okupasi sebagai program early recuitment karena mereka membutuhkan tenaga kerja dari vokasi," tuturnya.
Terakhir, soal tantangan yang keempat terkait dengan relevansi kurikulum untuk menjawab tantangan industri lima sampai sepuluh tahun ke depan. Vokasi UI telah menerapkan kurikulum outcome based education (OBE) sehingga harapannya lulusan bisa siap kerja.
"Sebagai implementasi penerapan OBE, early recuitment program yang dilakukan oleh PT. Medikaloka Hermina Tbk menjadi bukti bahwa relevansi kurikulum dengan dunia industri memiliki peran penting. Situasi ini memperlihatkan bahwa ketika belum lulus pun mahasiswa tak hanya sudah berkiprah memberi dampak kepada masyarakat, tetapi juga keterampilan dan kompetensi keahlian mereka memang sesuai dengan kebutuhan industrinya," tutup Padang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H