Di luar itu, sebelumnya harus sadar bahwa pada rapat koordinator pada November 2022 lalu antara Menpora, PSSI, Kemen PUPR, Kemenkes, Kepolisian dan pemilik klub bahwa peserta Liga 1 wajib menyetorkan pemainnya dalam rangka tujuan digulirkannya liga yakni berupaya membentuk timnas tangguh di berbagai tingkatan umur.
"Artinya komitmen dari klub terhadap terbentuknya timnas, sudah sangat jelas. Tapi kita tahu persis, kalau hanya dengan latihan saja, apakah di dalam negeri atau di luar, itu tidak cukup. Harus ada atmosfer kompetisi yang bisa mengasah kemampuan timnas ini," kata Menpora Zainul Amali seperti dilansir dari Republika.
Pernyataan Menpora juga diperkuat oleh Ketua Umum PSSI, Iwan Bule yang mengingatkan agar 18 kontestan Liga 1 sudah sepakat untuk memberikan dukungan sepenuhnya terhadap terbentuknya tim nasional yang tangguh, baik untuk senior maupun untuk tim Indonesia kelompok umur.
Iwan Bule Ingatkan Komitmen Klub soal Kesepakatan Membangun Timnas Indonesia yang Tangguh https://t.co/JGKjymR2KA--- KOMPAS TV (@KompasTV) December 7, 2022
"Sebelum Liga kembali bergulir, dalam rakor kita sepakat dan semua sepakat seperti Kemenpora, PSSI, PT LIB, para pemilik klub Liga 1, pihak Kepolisian, Kementerian PUPR, hingga Kemenkes dimana tujuan kita adalah untuk kepentingan Timnas Indonesia yang kuat, kokoh dan tangguh dalam menghadapi berbagai turnamen internasional. Jadi tidak ada lain, kecuali demi kepentingan Timnas," kata Iwan Bule seperti dikutip dari JPNN.
Dari pernyataan di atas, penulis berkesimpulan bahwa manajemen klub harus lebih banyak koordinasi kepada tim kepelatihan klub agar masalah ini tidak terjadi di kemudian hari. Tentunya kita semua ingin agar yang dipanggil di Timnas Indonesia adalah pemain terbaik, bukan pemain terbaik berdasarkan klub alias dibatasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H