Mohon tunggu...
Handy Fernandy
Handy Fernandy Mohon Tunggu... Dosen - Pelaku Industri Kreatif

Dosen Sistem Informasi Universitas Nahdatul Ulama Indonesia (Unusia) Pengurus Yayasan Gerakan Indonesia Sadar Bencana (Graisena)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Inkonsisten! Tolak Naturalisasi di Sepak Bola, Erick Thohir Malah Naturalisasi Pemain Timnas Basket Indonesia

6 Desember 2022   14:41 Diperbarui: 6 Desember 2022   17:43 1846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Naturalisasi Timnas Basker (Sumber Kompas.com)

Menteri BUMN, Erick Thohir menyatakan dirinya akan maju sebagai calon Ketua PSSI. Ia menegaskan bahwa apabila ada voters yang mendukungnya ia tak ragu untuk maju pada Kongres Luar Biasa PSSI guna mencari Ketua PSSI yang baru yang akan berlangsung pada 16 Februari 2022 mendatang.

"Kalau ada dukungan voters kami akan perhitungkan. Jangan juga saya melakukan sesuatu tetapi tidak ada dukungan buat apa? Kalau kami mau tetap tidak didukung buat apa? Sama saja mimpi di siang bolong," kata Erick dikutip Antara.

"Kalau ada dukungan, kami akan memikirkan. Namun, harus dengan kebersamaan dan jangan saling menyalahkan. Suporter, klub, dan PSSI, itu harus menjadi kesatuan," Erick menambahkan.  

Erick Thohir mengaku ingin merombak total PSSI guna meningkatkan prestasi Tim Nasional Indonesia. Salah satu kebijakan yang Mantan pemilik klub sepakbola Inter Milan itu kritik dari PSSI adalah kebijakan Naturalisasi. Ia mengatakan bahwa program naturalisasi justru membuat sepakbola Indonesia tidak maju-maju.

"Kompetisi untuk pemain muda tidak maksimal, kebanyakan naturalisasi. Saya bukan tidak suka naturalisasi, tapi apabila satu klub pemain naturalisasinya banyak ya bagaimana," ujar Erick dikutip Superball.

Kebijakan menolak naturaliasi Erick Thohir di PSSI adalah hal yang aneh. Sebab, ketika dirinya menjabat sebagai Central Board of FIBA. Pemilik Mahaka Group itu justru menjadi orang yang mendorong adanya program naturalisasi untuk  Timnas Basket Indonesia yang akan tampil di ajang FIBA World Cup atau Piala Dunia basket 2023.

"Tentu naturalisasi yang di posisi kita kurang, ini yang jangan dilihat kok Indonesia ini mau mencari jalan singkat untuk ambil pemain-pemain yang tanggal langsung jalan, tidak, bukan begitu," kata Erick dikutip dari Tribunsport.

"Kita melihat strateginya bukan short-term tapi long-term nah ini yang kita lakukan. Nah di Perbasi itu yang namanya naturalisasi itu kan satu atap dia harus dari Perbasi untuk Timnas," jelasnya.

Di dalam tubuh skuat Timnas Basket Indonesia yang terbaru terdapat nama-nama seperti Brandon Jawato, Lester Prosper, Dame Diagne, Serigne Modou Kane, dan Marques Bolden. Dari lima nama tersebut, hanya Brandon Jawato saja yang memiliki "root" Indonesia, yakni dari ayahnya Nyoman Jawato yang merupakan orang asli Indonesia berdarah Bali. Sisanya pemain lainnya tidak ada sangkut pautnya dengan Indonesia

Sementara program naturalisasi yang saat ini PSSI lakukan di bawah kepemimpinan Iwan Bule justru kebalikannya, PSSI fokus kepada pemain yang memiliki darah Indonesia. Utusan PSSI di bidang naturalisasi pemain Timnas Indonesia, Hamdan Hamedan mengatakan bahwa calon pemain yang akan dinaturalisasi oleh PSSI saat ini adalah pemain yang memiliki standar yang tinggi dan memiliki kemampuan di atas pemain lokal Indonesia. Selain itu, pemain yang akan dinaturalisasi harus memiliki darah Indonesia.

"Coach Shin Tae-yong memang memiliki standar dan kualitasnya yang tinggi dan juga tentu dipastikan mempunyai keterikatan dengan Indonesia, harus berdarah Indonesia, keturunan Indonesia. keturunan ini maksudnya entah dari ayah atau ibunya, bisa dari kakek neneknya yang orang Indonesia," ujar Hamdan.

"Sebetulnya yang dinaturalisasi bukanlah pemain asing. Contoh misalnya Shayne Pattynama ini kan ayahnya lahir di semarang, jadi pemain ini punya nasab yang terhubung dengan Indonesia. Saya suka istilah dalam hal naturalisasi itu mempertahankan keindonesiaan kita bukan mengindonesikan orang asing," sambungnya.

Elkan Baggot, Sandy Walsh dan Jordi Amat merupakan pemain yang masih bisa dilacak keIndonesiaannya. Elkan ibunya orang Indonesia dan pernah bersekolah di British School of Jakarta pada 2008 dan tinggal di Tangerang Selatan. Sandy memiliki kakek dari Surabaya dan nenek dari Malang. Jordi yang paling keren, karena dia mendapatkan gelar pangeran karena masih merupakan  generasi ketiga (cucu) dari Raja M.D Kansil dari Kerajaan Siau, Sulwesi Utara.

Menilik dari kesimpulan di atas, maka apa yang dilakukan oleh Erick Thohir antara tindakan dan ucapan berbanding terbalik. Melarang naturalisasi di sepakbola kok mengizinkan naturalisasi di basket.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun