"Saya tidak terkejut sama sekali karena tak terelakan Thohir akan menjualnya setelah proyeknya gagal. Thohir meninggalkan klub dalam kondisi yang kurang lebih sama seperti ketika membelinya, yang mana berarti dia beruntung, karena masa jabatannya merupakan sebuah kegagalan," tutur Paolillo seperti dikutip dari Football-Italia.
"Saya memberikan dia nilai 4 dari 10 atas kinerjanya dan saya pikir dia harus tahu itu juga. Dia hanya melakukan apa yang semua orang lain dapat lakukan. Investor Tiongkok akan membuat Inter menjadi seperti perusahaan multi nasional dan bisa memperkuat brand mereka," sambungnya.
Memang, peran Erick Thohir di Inter Milan berhasil mengubah klub dengan budaya feodal, yakni kepemilikan klub berdasarkan bisnis milik keluarga menjadi sepakbola modern yang berusaha memanfaatkan potensi branding dan berubah menjadi klub komersil. Singkatnya, Erick Thohir hanya memanfaatkan Inter Milan murni untuk bisnis sebab, hanya 5 tahun, tetapi dirinya berhasil meraih keuntungan yang luar biasa. Erick Thohir juga pernah berjanji akan membawa pemain asal Indonesia untuk bermain di Inter Milan, namun tidak ada satu pun pemain Indonesia yang bermain di klub asal Kota Milan tersebut.
Bila Erick Thohir menjadi Ketua PSSI, kemungkinan besar PSSI hanya akan kembali dimanfaatkan untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas ambisinya yang ingin menjadi orang nomor satu di Indonesia, tentunya memanfaatkan PSSI atau dalam hal yang lebih luas adalah sepakbola sebagai kendaran politik tidak sesuai dengan statuta FIFA yang menyatakan sepakbola harus bebas dari politik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI