Tentunya Yayasan Graisena tidak hanya menyalurkan bantuan kepada keluarga korban covid atau tenaga medis, tetapi juga masyarakat luas yang terkena imbas atau dampak dari bencana virus yang mematikan ini.
Lewat Program Ketahanan Pangan, Yayasan Graisena tercatat telah membagikan sebanyak 11 ton beras untuk 2.200 kepala keluarga se Jabodetabek yang diikuti juga dengan kegiatan serupa di beberapa daerah seperti di Klaten, Solo, Yogya, Boyolali, Buleleng dll. Kegiatan tersebut dilakukan secara bertahap dengan menggandeng beberapa komunitas non profit lainnya.
Selain membagikan beras, Yayasan Graisena juga melakukan pembagian paket sembako yang dinamai Paket Nasi Telor Ceplok. Â Di dalam paket sembako tersebut terdiri dari beras, margarin, kecap, telur, dan bahan lainnya.
Adapun Misi dalam kegiatan ini adalah agar dalam kondisi pandemi seperti saat ini, gizi keluarga Indonesia tetap bisa terpenuhi yang mana akan berdampak kepada sistem imun yang kuat.
Dengan banyaknya kegiatan seperti yang disebutkan di atas, tentu banyak yang bertanya-tanya dari mana Yayasan Graisena mendapatkan dana? Pertanyaan ini sendiri sering ditujukan kepada pihak yayasan terkait dari mana sumber pendanaan sehingga bisa merealisasikan kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan oleh relawannya.
Lagi-lagi, berbekal dengan banyaknya ide positif yang dilakukan oleh mayoritas anggotanya yang merupakan pemuda, sumber pendanaan pun bisa dapat dari mana saja. Adapun sumber dana utama yang sudah dijalankan sedari lama oleh Yayasan Graisena adalah dengan menjual Marchandise.
Penjualan Marchandise seperti t-shirt, jaket, hoodie, tumblr---yang dilakukan sejak tahun 2013 itu---telah menjadi sumber dana utama Yayasan. Namun, saat ini. Dikarenakan covid, kegiatan ini tidak berjalan normal pada semestinya.
Akan tetapi, bukan anak muda namanya bila tidak kreatif. Yayasan Graisena menggandeng komunitas anak muda lainnya untuk menjalankan misi kemanusiaan. Dengan Komunitas Sharing Gil's Blog misalnya lewat kegiatan Charity Online bernama #CebanPertama dan #CebanKedua---yang mana kegiatannya setiap orang boleh minimal menyumbang sebesar Rp10.000---telah mengumpulkan dana yang sangat signifikan bagi yayasan.
Lalu dengan komunitas lainnya seperti Cocoklogi Science, di mana banyak kegiatan penggalangan dana di sana lewat pelelangan barang pribadi membernya seperti: jam tangan mewah, uang langka, lukisan, koleksi komik, tas branded, helm, bahkan ada yang melelang kendaraan pribadinya yang penjualannya diberikan 100 persen untuk yayasan.
Tak hanya komunitas, banyak perusahaan yang konsumennya atau pelangganya adalah anak muda juga ikut serta dalam  kegiatan amal ini di antaranya Vybes, Lindungi Hutan, Blackandje Official Merch dll. Mereka menjual marchandise atau barang produksi mereka tersebut yang mana keuntungannya diberikan kepada yayasan.
Bahkan ada perusahaan yang bergerak di industri Liquid Vape bernama Noir E-liquid yang bahkan ikut membantu menyediakan supply berupa alkohol dan hand sanitizer kepada Yayasan Graisena untuk disebarkan bagi tenaga medis maupun masyarakat pada umumnya.