Kathmandu – 09 Maret 2020 – Perayaan Festival Hari Holi di Nepal yang berlangsung pada Senin, 9 Maret 2020 berjalan meriah. Di Kathmandu sendiri perayaan yang dilakukan setiap awal musim semi ini berpusat di Kathmandu Durbar Square itu berlangsung cukup meriah.
Sebelumnya, Pemerintah Nepal sendiri telah merekomendasi untuk tetap berada di rumah untuk menghindari keramaian agar tidak menyebarnya virus corona baru (COVID-19). Namun, nampaknya seruan tersebut tak terlalu berpengaruh, sebab perayaan ini telah menyedot banyak peserta yang didominasi oleh anak-anak dan remaja Nepal.
Negara Nepal---yang notabene merupakan negara yang menjadi salah satu destinasi wisata terpopuler di dunia---pun banyak dikunjungi turis yang mana kedatangan mereka juga selain diniatkan untuk hiking---aktifitas paling populer yang dilakukan oleh wisatawan mancanegara, mereka juga ikut bersuka cita merayakan Festival Holi atau dalam bahasa Nepal disebut Fagu Purnima.
Nepalisme---komunitas sekaligus agen perjalanan---yang memberangkatkan 18 orang Indonesia ke Nepal pun ikut Festival guna merasakan sensasi dilempari oleh air dan serbuk warna-warni oleh mereka yang ikut dalam kemeriahan kegiatan bernafaskan Hindu tersebut.
Bahkan, ketika tim Nepalisme keluar dari hotel, sudah ada belasan anak muda melemparkan serbuk warna-warni kepada kami dan berteriak "Happy Holi". Tak hanya dari Indonesia, turis mancanegara lainnya seperti Jepang, India, Amerika juga ikut merayakan meski menurut Giri Kewal, Manager Hotel Pleasure Home mengatakan bahwa di tahun sebelumnya, festival ini jauh lebih ramai.
"Jalan di depan hotel kami tahun lalu penuh sesak lautan manusia, namun saat ini hanya setengahnya saja," ungkapnya.
Festival Hari Holi merupakan yang biasa digelar di awal musim semi. Di hari tersebut, orang-orang berkumpul tumpah ruah ke jalan bersama teman dan orang-orang yang mereka cintai untuk saling mewarnai satu sama lain, singkatnya semua orang berbahagia di hari ini.
Kegiatan ini bukan tanpa sebab, penganut agama Hindu yang mayoritas berada di India dan Nepal percaya bahwa saling melemparkan warna satu sama lain adalah sebagai doa bagi orang lain untuk menuju kemakmuran dan kesuksesan dalam perdagangan.
Saat ini Festival Hari Holi telah berkembang menjadi budaya yang diterima oleh banyak orang karena mengambarkan kebersamaan, persatuan, kesenangan, serta kemeriahan, terutama tentang warna-warni yang menjadi perekat tanpa membedakan apakah mereka anak-anak, orang tua bahkan barang sejenak, sekat berupa sistem kasta hilang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H