Mohon tunggu...
handrini
handrini Mohon Tunggu... Lainnya - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional

world are wide, but there's only small spot to make a mistake, Be wise, get grow, so can mature at the same time. be wise it's not easy eithout make wisely as a habit

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Lolongan "Serigala Langit" dalam Dogfight Pesawat Tempur

28 Agustus 2021   04:14 Diperbarui: 28 Agustus 2021   20:47 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah perwira TNI AU ikut andil langsung diantaranya Letkol Pnb. Dharma T. Gultom - paling kanan di sebelah Yoshi Sudarso  (tangkapan layar)

Sayangnya beberapa filosofi tidak mampu menghujam dalam. Drama yang diusung tentang hubungan ayah dan anak laki-lakinya misalnya, juga kurang diikelola lebih mendalam. 

Padahal begitu banyak pesan filosofis yang coba diusung oleh film ini. "Dia berhenti menjadi seorang suami, tapi tidak pernah berhenti menjadi seorang Bapak. 

Kamu saja yang beranggapan kamu berhenti menjadi seorang anak", kata Ibu Gadhing berusaha menitipkan pesan filosofis tentang hubungan ayah dan anak yang sesungguhnya tidak pernah berhenti sekalipun ayahnya meninggalkan Gadhing dan Ibunya. 

Sayangnya scene yang memvisualisasikan hubungan father and son ini kurang digali lebih dalam. Plot adegan hanya "sekedar" menampilkan adegan Ibu Gadhing menelpon dilanjut dengan tanah kubur tanpa berusaha menarik emosi penonton lebih dalam. 

Padahal sebagaimana teori yang diungkapkan Bruce Block bahwa komponen visual sangat berpengaruh dalam mengkomunikasikan suasana hati dan emosi.

Detail yang berusaha mendekati kenyataan

Meski sempat menampilkan adegan upacara pendidikan transisi pesawat F-16 "Fighting Falcon" di "shelter" Skadron Udara 10 Serigala Langit yang mengambillokasi di Lanud Iswahjudi, Madiun, untuk tokoh utama Gadhing "Panther" Bhaskara. 

Sayangnya, film "Serigala Langit" berusaha detail dalam mendekati dengan kondisi aslinya. Misalnya saja untuk usia tokoh utama yang ditampilkan sebagai lulusan terbaik Akademi Angkatan Udara yang baru menyelesaikan Pendidikan transisi F-16, sosok pemain bintang Deva Mahendra berusaha mendekati kenyataan. 

Sebagai contoh misalnya, Letkol Pnb Agus Dwi Aryanto, S.E., MMOAS, komandan Skadron 3 yang berlokasi di Lanud Iswahjudi yang mengucapkan selamat Hari Kemerdekaan untuk seluruh bangsa Indonesia di Tanah Air dari dalam pesawat F-16 saat melakukan atraksi fly pass di atas Istana Merdeka dalam peringatan HUT ke-76, menyelesaikan pendidikan transisi Pesawat F-16 saat berusia 26 tahun.

Akan tetapi dialog antara sebagai Haris "Viper" yang diperankan oleh Dian Sidik dengan Samuel Felix (Sam) yang diperankan oleh Thomas Sparringa di hangar sedikit banyak mengurangi kekecewaan akibat detail yang agak kedodoran dalam film ini. 

"Ada yang bilang G-force-nya bagus, Bang. Sampai delapan kali putaran ngga mabok, Bang," kata Sam. "Edian. Edian," komentar Haris "Viper". Percakapan tersebut menunjukkan detail yang mencukupi untuk menunjukkan kehebatan Gadhing "Panther" Bhaskara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun