Oleh karena itu jaminan keamanan kenyamanan dan bebas dari ancaman pengrusakan serta terciptanya jaminan pengembangan ekonomi kawasan Geowisata harus diciptakan. Jadi jika ketika habitat komodo terusik dengan keberadaan truk besar serta berbagai alat berat lainnya, maka pemahaman tentang makna geopark kita haruslah dipertanyakan. Â
Bahkan saat kami berupaya melihat langsung upaya pelestarian Komodo di Pulau Rinca di tahun 2010 silam, kami diwanti-wanti agar tidak menganggu keberadaan mereka. Karenanya kami hanya dalam jumlah kecil orang dan berusaha tidak membuat gaduh.
Jadi, layaknya kita meninjau kembali rencana pembangunan  sejumlah fasilitas antara lain jalan gertak elevated seluas 3.055 meter persegi, penginapan petugas ranger dan peneliti, area pemandu wisata seluas 1.510 meter persegi, pusat informasi seluas 3.895 meter persegi, pos istirahat 318 meter persegi dan pos jaga 216 meter persegi tersebut. Bukan hanya semata-mata karena ada rencana  pemasangan perpipaan sepanjang 550 meter dan reservoir seluas 144 meter persegi  dengan kapasitas 50 meter kubik, pengaman pantai sepanjang 100 meter dan pembangunan dermaga seluas 400 meter persegi serta pembiayaannya yang diperkirakan menelan anggaran 69,96 milliar dan mesti siap sebelum tahun 2023. Akan tetapi hal yang pasti adalah pembangunan fasilitas itu sudah pasti merusak bentang alam dalam kawasan konservasi.Â
Hal yang perlu diingat adalah ada sekitar 1000 ikan, manta, penyu, 253 jenis karang di laut yang selalu dijaga. Di daratan, ada berbagai jenis ular, reptile, burung, dan lain sebagainya yang dilindungi. Berbagai jenis tumbuhan juga diperlihara. Pulau Rinca memiliki keragaman vegetasi dan satwa yang unik dan mesti dilindungi.Â
Pulau Rinca bersama Pulau Komodo dan Pulau Pandar adalah kesatuan yang utuh dan bagian yang integral dari Taman Nasional Komodo yang predikat world heritage site dari UNESCO untuk kategori bentang alam dan satwa liar komodo pada tahun 1991. Karenanya menjadi kewajiban kita semua bangsa Indonesia untuk menjaganya. Bukan justru merusak habitat dan ekosistem yang telah dijaga Tuhan dengan membentengi pulau-pulau tersebut dengan lautan yang luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H