Kelima, usahakan kamar tempat tinggal ada sirkulasi udara yang terbuka. Dengan demikian kamar akan terasa fresh. Dengan adanya pertukaran udara maka tidak ada aroma orang sakit, kata Mami. Udara segar menurut Mami membantu penyembuhan atau minimal menmbuat orang yang sakit merasa lebih baik kondisinya.
Keenam usahakan orang tua tetap melakukan mobilisasi meski dibantu. Saat simbah tinggal bersama kami, rutinitas saya adalah menemani simbah sarapan (nyuapin) dan bercengkrama. Sering kali di depan halaman rumah sehingga simbah bisa lihat hijau pohon di depan rumah. Menurut Mami hal itu penting agar simbah tidak menjadi mudah marah-marah setiap saat.
Ketujuh, saling support dan hindari sikap saling menyalahkan. Merawat orang tua yang sedang stroke butuh kerja sama dan saling menguatkan. Setidaknya itu yang saya alami saat merawat simbah baik dari pihak ayah saya, maupun simbah dari ayahnya anak-anak. Â Orang stroke kata Mami "kesuh" marah pada dirinya sendiri akhirnya melebar ke orang lain. Rasanya ingin mengerakkan badannya tapi sulit.Â
Terlebih ketika yang stroke orang yang sudah berusia lanjut. Orang yang lanjut usia perangainya kembali ke anak-anak. Setidaknya itu yang saya alami, setiap kali menemani simbah sarapan. Simbah sering kali meminta paksa makanan yang ada di piring saya. Â Begitu dimakan sedikit sama simbah, simbah minta piring simbah semula.Â
Namanya juga anak-anak, awalnya ada rasa jijik tapi Mami mendidik saya agar jangan mudah jijik. "Nanti kamu jadi ibu juga bakal makan bekas makanan anakmu," kata Mami. Hehe, begitulah nano-nanonya. Saat bersihkan pup si mbah, mami juga bilang gitu, "Nanti juga kamu harus bersihkan pup anakmu."
Kedelapan, lihat beban kerja di rumah. Jika beban kerja melampaui batas, ada baiknya disediakan perawat khusus yang bertugas merawat orang tua. Jika dimungkinkan secara materi tercukupi, alangkah baiknya menyediakan perawat khusus. Hal itu yang saya minta kepada ayah mertua saya dulu saat ibu mertua harus merawat simbah. Pahami dengan obyektif karakter orang tua yang harus dirawat dan pahami karakter dari lingkungan yang merawat.Â
Kesembilan dan seterusnya masih banyak lagi dan silahkan dilengkapi bagi yang memiliki pengalaman yang sama. Yang pasti lakukan semua dengan riang hati dan saling bercengkrama. Jika letih, sediakan bahu atau senyuman dari anggota keluarga lainnya untuk menghilangkan letih. Yang harus diingat, jadi orang stroke seperti kata Mami "kesuh" sendiri, alias kesal sama dirinya sendiri yang tidak bisa bergerak sendiri. Minum dan makan pun harus dibantu orang lain. Jadi, sebagai orang yang masih bisa melakukan apa-apa sendiri, syukuri aja dengan cara membantu dengan riang gembira.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H