Mohon tunggu...
handrini
handrini Mohon Tunggu... Lainnya - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional

world are wide, but there's only small spot to make a mistake, Be wise, get grow, so can mature at the same time. be wise it's not easy eithout make wisely as a habit

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

PPDB Prioritas Usia, Pil Pahit bagi Anak yang Rajin Belajar

23 Juni 2020   14:05 Diperbarui: 26 Juni 2020   15:38 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Calon pelajar Sekolah Dasar (SD) memperlihatkan formulir PPDB sesuai zona saat mendaftar ulang di SD Negeri 1 Banda Aceh, Aceh, Selasa (9/6/2020). Pemerintah telah menyiapkan tatacara penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2020/2021 untuk jenjang TK, SD, SMP dan SMA baik secara online maupun langsung dengan menerapkan protokol kesehatan sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19.(ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA)

Dia dan teman-temannya sering berkumpul bersama satu kelas untuk belajar bersama agar memperoleh nilai di atas 8 secara bersama-sama. Bahkan putri saya juga bersedia mengajari teman-temannya yang nilainya kurang memuaskan. 

Kerja sama untuk saling membantu dalam belajar untuk mendapatkan nilai yang mencukupi agar dapat memasuki SMA sesuai impian mereka bersama, mengingat saat masuk ke SMP tersebut berdasarkan nilai. Jadilah mereka kini harus berlega hati dan bersabar bahwa hasil jerih payah mereka belajar harus tunduk pada senioritas usia sebagai jawaranya.

Tidak pernah menyangka, hasil jerih payah belajar putri kedua kami demi masuk SMA yang dicita-citakan terancam terpentok usianya yang terlalu muda.

Tak hanya itu, berdasarkan pagu zonasi dan pengumuman hasil PPDB DKI Jakarta Jalur afirmasi (KJP) bisa terancam tidak bisa masuk SMA Negeri.

Prestasi tak lagi jaminan bisa dapat masuk di SMA yang diimpikan. Peraturan tak lagi hanya zonasi, melainkan usia yang utama. Prestasi nomor sekian. Ah, ya sudahlah prestasi tak lagi menjadi sesuatu hal yang penting, melainkan usia. Paham sih maksudnya untuk pemerataan kualitas sekolah. Semoga peraturan ini diikuti peraturan SNMPTN yang direvisi ya. Jangan lagi digolongkan berdasarkan ranking sekolahnya.

Semoga aturan SNMPTN segera diperbaharui bahwa tak ada lagi perhitungan berdasarkan akreditasi SMA. Selamat memasuk periode sistem pendidikan "yang penting happy" hehe..

Seorang sahabat yang kini bermukim di UK berkisah, jika dii UK dulu banyak grammar schools, yang masuknya dites ETC jadi lebih competitive.

Tapi sejak 1960-an, pemerintah memutuskan bahwa anak-anak harus bisa diterima di sekolah mana saja (captured area, mungkin sejenis zonasi ini) dan diajar ilmu yang sama, maka muncul comprehensive schools.

Dalam comprehensive schools, siapa saja bisa masuk, tidak berdasarkan kemampuan. Grammar schools makin sedikit. "Makanya di sini kurang competitive menurutku, anak-anak belum sekolah sing penting happy", begitu terang sahabat saya.

Sekali lagi ini adalah konteks kebijakan. Bukan ranah privat tentang bagaimana kita menanamkan belajar sebagai sebuah ibadah dan hal lainnya.

Khusus untuk tahun ini PPDB DKI Jakarta melalui Permen Diknas 44/2019, dipertegas dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nomor 501 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis PPDB Tahun Pelajaran 2020/2021 menjadikan usia sebagai penentu, bukan nilai rapor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun