Mohon tunggu...
handrini
handrini Mohon Tunggu... Lainnya - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional

world are wide, but there's only small spot to make a mistake, Be wise, get grow, so can mature at the same time. be wise it's not easy eithout make wisely as a habit

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mengelorakan Semangat Kepahlawanan di Museum Satria Mandala

10 November 2015   08:21 Diperbarui: 10 November 2015   08:42 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menariknya, koleksi tank, panser di museum ini diijinkan untuk dinaiki. Semula kami sempat ragu-ragu dan berusaha mencari larangan untuk menaiki koleksi. Namun tidak ada. Kami juga melihat pengunjung ramai-ramai menaiki. Sebelum berkunjung kami sudah mencari informasi dan salah satu yang mengundang minat kami adalah diperbolehkannya menaiki tank-tank tersebut.

Ada begitu banyak koleksi yang dapat kita ceritakan kepada para putera puteri kita saat berkunjung ke Museum Satriamandala. Sayang, beberapa koleksi terlihat kurang terawat dan peletakan tempat sampahnya membuat miris karena tepat di dekat koleksi. 

Untuk fasilitas lain seperti toilet, mushola bahkan masjid tersedia di kompleks museum ini. Untuk museum Waspada Purbawisesa terdapat berbagai macam koleksi yang berkisah tentang berbagai peristiwa yang menyangkut penumpasan pemberontakan DI/TII. Sayang meski kami sudah pagi-pagi berkunjung ternyata tidak cukup waktu untuk menelusuri museum Waspada Purbawisesa karena museum tutup 14.30 WIB.

Makan siang dapat membawa bekal karena di museum ini hanya sedikit penjual makanan seperti tahu gejrot yang per-prosi Rp.8000,- Untuk penjual Ice Cream keliling mematok harga lumayan tinggi Rp.17.000 untuk magnum. Ada juga mie ayam, gorengan, pecel dan pop mie. Ada juga taman air mancur yang cukup melegakan mata.

Sayangnya berbeda dengan museum perperangan di Australian War Memorial - yang menjual berbagai cenderamata di ruangan khusus, di museum ini penjualan cenderamata kurang menarik minat pembeli. Sekedar perbandingan di Australian War Memorial dijual koleksi pesawat kecil yang digunakan dalam peperangan. Pengelolaan cenderamata museum secara profesional di ruaang tertutup dan nyaman membuat pengunjung mampu "menghabiskan" uang yang mereka bawa.

Kurang terawatnya sejumlah koleksi membuat miris hati. Semoga penganggaran untuk museum dapat lebih ditingkatkan dan mendapat perhatian dalam pengelolaannya. Rasanya saya pribadi tidak keberatan membayar tiket lebih mahal asal koleksi bersejarah di museum ini lebih terawat.

Untuk pemandu misalnya, akan sangat menarik jika dikelola secara menarik dan tidak terlalu mengurui. Berbagai pelibatan mahasiswa/i bidang sejarah yang diundang sebagai sukarelawan dalam pemandu pengunjung siswa/i rombongan patut dipikirkan guna melakukan transfer sejarah secara lebih mengena kepada generasi muda. Jadi tunggu apalagi? Mari berkunjung ke Museum Satriamandala dan Waspada Purbawisesa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun