Begitu juga hal-hal yang tidak begitu kelihatan dan sepele dapat membuat anak merasa tidak aman dan nyaman di rumah.
Misalnya, jika tidak ada aturan yang jelas atau konsistensi dalam mendisiplinkan anak.
Orang tua marah-marah tidak kejuntrungan, tidak kenal waktu.
Hal tersebut biasanya dipicu dalam rumah tangga yang ekonominya tidak stabil.
Ibu menuntut uang belanja yang selalu kurang untuk mengelola rumah tangga, sementara si Bapak kerja serabutan yang tidak jelas penghasilannya datang darimana.
Lingkungan rumah yang kotor dan berantakan, atau tidak sehat juga dapat membuat anak merasa tidak nyaman dan tidak aman.
Pada saat kita berada dalam zaman revolusi informasi, banjir informasi dimana-mana bersumber dari maraknya media sosial juga bisa membuat individu-individu dalam keluarga khususnya antara anak dan orang tua mempunyai perbedaan nilai.
Perbedaan nilai, minat, atau cara pandang antara anak dan orang tua juga akan menciptakan ketegangan dan ketidaknyamanan di rumah.
Menurut Pelaksana Tugas Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Lia Latifah, banyak anak yang terjerumus dalam dunia prostitusi dan narkoba diawali dari ketidak nyamanan di rumah.
Lia memberikan contoh kasus tewasnya FA (16) karena dicekoki narkoba oleh pelanggannya di Jakarta Selatan.
FA tergiur ajakan temannya AP (16) yang menawarinya pekerjaan "melayani" pelanggan dengan upah Rp 1,5 juta.