Ketika mulai memasuki area gate stasiun, penumpang langsung dihadang dengan pintu putar yang hanya bisa dibuka dengan kartu prabayar yang saldonya cukup. Sebelah kiri terdapat ruang pelayanan penumpang yaitu tempat membeli tiket atau kartu prabayar bagi penumpang yang belum memilikinya.
Mungkin ada sekitar 6 atau 7 pintu putar yang tersedia yang berfungsi baik bagi yang akan meninggalkan stasiun maupun bagi penumpang yang masuk stasiun. Ditambah satu pintu khusus untuk penumpang Disabilitas.Â
Saat ini gate pintu putar masih kelihatan sepi, karena penumpang masih sedikit. Nantinya ketika LRT Jabodebek sudah populer dan merupakan kebutuhan, apalagi pada waktu berangkat dan pulang kerja, pasti akan disesaki oleh pelanggan LRT Jabodebek.
Infrastruktur yang ada berupa fasilitas yang disediakan di setiap stasiun menurut penulis sangat berkualitas dan bersih. Misalnya fasilitas toilet bersih, wangi dan nyaman.
Penulis sempat menggunakan toilet di dua tempat berbeda. Pertama Penulis mencoba toilet di stasiun Ciliwung, kemudian Penulis juga menggunakan toilet di stasiun Duku Atas, keduanya memenuhi standard dengan katagori prima.
Semoga kwalitas ini bisa tetap dipertahankan dalam jangka waktu lama. Soalnya bangsa Indonesia biasanya pintar membangun, tapi teledor waktu merawatnya.Â
Yang jadi pemikiran Penulis adalah kapasitas toiletnya apakah cukup memadai pada waktu nanti beroperasi maksimal.Â
Sekarang penumpangnya masih sepi dan kebetulan penumpang yang sekarang bukanlah real penumpang karena penulis lihat, rata-rata penumpang yang naik LRT sekarang adalah penumpang turis hanya ingin mencoba.Â
Itu kelihatan dari semua penumpang memegang memegang ponsel dalam posisi on, karena sedang memotret maupun sedang ngambil gambar video.