Perundungan (Bullying) Untuk Jadi Dokter Spesialis
Oleh Handra Deddy Hasan
Penulis selalu ingat, masa kecil, ketika demam panas, selalu berakhir di ruangan praktik dokter dibawa oleh orang tua.
Sampai sekarang masih terbayang bagi penulis, bau steril uap alkohol dan dingin ruang dokter. Suasana itu semakin kaku ketika berhadapan dengan dokternya yang berbicara seperlunya dengan wajah kaku. Suasana berubah menjadi semakin menyeramkan ketika penulis disuruh naik dipan tertelungkup dengan memelorotkan celana.
Hal ini berarti ada adegan menyakitkan akan terjadi. Tau-tau terasa sedikit perih terasa di pantat. Berarti dokter telah selesai menghujamkam jarum suntik untuk mengalirkan obat ke aliran darah.
Biasanya dalam beberapa hari setelah bertemu dokter ditambah dengan meminum obat yang dibekali dokter, penulis menjadi sembuh dan bergairah lagi bermain-main dengan teman sebaya.
Itulah sekelumit pengalaman masa kecil penulis untuk menggambarkan profesi dokter.
Profesi dokter memang memiliki sejarah panjang dan dihormati karena peran mereka dalam merawat kesehatan dan memberikan penyembuhan kepada pasien selama berabad-abad.
Pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh dokter yang telah lama berpraktik meyembuhkan pasien, membuat mereka menjadi figur yang dihormati dan dikagumi dalam masyarakat.
Dulu, ketika penulis masih kecil, hampir semua teman-teman kalau ditanyakan apa cita-cita kalau sudah besar, akan menjawab menjadi dokter.