Kepribadian:
Beberapa pelaku kejahatan serial killer memiliki masalah dengan kepribadian mereka, seperti gangguan kepribadian antisosial atau psikopat. Mereka mungkin merasa tidak berempati dan tidak memiliki rasa takut, dan menemukan kesenangan dalam melakukan kekerasan dan membunuh.
Trauma masa lalu:
Beberapa pelaku kejahatan serial killer telah mengalami trauma masa lalu, seperti pelecehan seksual atau kekerasan dalam rumah tangga. Mereka kemudian merespon trauma tersebut dengan melakukan tindakan kekerasan pada orang lain.
Rasa sakit emosional:
Beberapa pelaku kejahatan serial killer memiliki rasa sakit emosional yang kuat, seperti rasa kesepian, depresi, atau ketidakberdayaan. Mereka mungkin berusaha mencari perhatian atau rasa terpenuhi dengan melakukan tindakan kekerasan pada orang lain.
Perlu juga dicatat bahwa motif pelaku kejahatan serial killer dapat sangat berbeda-beda, dan motif yang dijelaskan di atas hanya sebagian kecil dari banyaknya motif yang mungkin dimiliki oleh pelaku kejahatan serial killer. Secara garis besar motif pelaku kejahatan serial killer berkaitan dengan kejiwaan pelaku atau berkaitan dengan keadaan obyektif pelaku.Â
Sejauh ini motif Slamet yang telah diungkap oleh Polisi adalah bahwa Slamet membunuh karena takut perbuatan penipuan penggandaan uangnya terungkap. Slamet merasa terpojok dengan desakan-desakan korbannya menuntut janji Slamet melipat gandakan uang yang telah diserahkan korban.Â
Jadi nampaknya motif kejahatan pembunuhan berantai Slamet bermula dari masalah ekonomi dengan cara menipu korban dengan iming-iming bisa menggandakan uang. Pada waktu terdesak dengan tuntutan korban, Slamet melakukan pembunuhan, karena dipikirnya bisa menutupi kejahatan penipuannya.Â
Namun untuk kasus seviral dan seheboh ini tentunya Penyidik tidak berhenti sampai disini untuk menggali motif yang sebenarnya, tidak tertutup kemungkinan Penyidik (Polisi) akan meminta ahli untuk menyelidiki masalah kejiwaan Slamet yang tega membantai korbannya satu demi satu dengan menimbun di kebunnya sendiri mayat korban. Mari kita tunggu informasi berikutnya dari penjelasan Penyidik di waktu-waktu akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H