Konflik antara penghuni dengan PPPSRS bisa terjadi karena berbagai alasan. Beberapa di antaranya adalah:
1. Masalah Pengelolaan Keuangan.
Konflik terkait dengan pengelolaan keuangan bisa terjadi ketika penghuni merasa tidak puas dengan cara PPPSRS mengelola dana iuran yang telah mereka bayarkan. Hal ini bisa terjadi karena penghuni merasa bahwa PPPSRS tidak transparan atau tidak memiliki akuntabilitas yang jelas dalam penggunaan dana iuran.
2. Ketidakpuasan terhadap Kinerja Pengurus PPPSRS.
Konflik juga bisa terjadi karena ketidakpuasan penghuni terhadap kinerja pengurus PPPSRS. Hal ini bisa terjadi ketika pengurus tidak memenuhi kewajiban dan tugasnya dengan baik, seperti kurang respon terhadap keluhan penghuni, tidak melakukan perbaikan fasilitas yang sudah rusak, atau bahkan melakukan tindakan yang merugikan kepentingan penghuni.
3. Perbedaan Pandangan dalam Pengambilan Keputusan.
PPPSRS adalah organisasi demokratis yang pengambilan keputusan didasarkan pada mekanisme musyawarah dan mufakat. Namun, perbedaan pandangan dalam pengambilan keputusan bisa terjadi dan menjadi sumber konflik antara penghuni dengan PPPSRS. Hal ini bisa terjadi ketika penghuni tidak sepakat dengan keputusan yang diambil oleh PPPSRS karena merasa kepentingannya tidak terakomodasi.
4. Masalah dalam Penegakan Aturan.
Konflik juga bisa terjadi ketika penghuni melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh PPPSRS, seperti aturan tentang penggunaan fasilitas umum atau ketentuan tentang ketertiban dan kebersihan. Jika PPPSRS tidak mampu menegakkan aturan tersebut, maka hal ini bisa menjadi sumber konflik antara penghuni dengan PPPSRS.
Secara teori, solusi atas konflik antara penghuni dengan PPPSRS sebaiknya diatasi dengan cara yang baik dan transparan agar tidak merugikan kepentingan kedua belah pihak. Hal ini bisa dilakukan dengan cara berkomunikasi secara terbuka dan jujur, serta mencari solusi yang terbaik untuk kepentingan bersama.
Namun dalam pelaksanaannya menyelesaikan masalah konflik antara penghuni dan PPPSRS tidaklah sesederhana itu.
Jadi kesimpulannya tinggal dan berdiam di rumah susun butuh pengertian hukum dan butuh budaya yang berbeda (tidak sederhana) bila dibandingkan dengan tinggal di rumah tapak. Bagaimana? Masih berminat untuk tinggal dan berdiam di rumah susun?