Mohon tunggu...
Handra Deddy Hasan
Handra Deddy Hasan Mohon Tunggu... Pengacara - Fiat justitia ruat caelum

Advokat dan Dosen Universitas Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

In Memoriam Azwar Anas

14 Maret 2023   08:19 Diperbarui: 27 Maret 2023   06:52 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami (penulis, Pak Azwar Anas, Sultan Hamengkubuwono X dan Gubernur Jawa Tengah waktu itu Pak Bibit Waluyo) main golf satu pairing berempat. Penulis satu kereta (golf cart) dengan Pak Azwar, sedangkan Sultan dengan Pak Bibit. Ini adalah merupakan main golf yang sangat kikuk selama hidup penulis, karena penulis betul2 merasa jadi anak bawang diantara tokoh2 besar ini. Penulis banyak diam dan pasang wajah ramah senyum untuk menghilangkan grogi diantara mereka.

http://cermati.com
http://cermati.com

http://bi.go.id
http://bi.go.id

Seperti biasa pada waktu akan memulai permainan golf para pegolf akan melakukan pemanasan di tee box (tempat memukul pertama) sambil bincang2. Ketika itu Pak Bibit berdialog dengan Sultan menanyakan masalah rule. Ini bahasa isyarat pegolf untuk menyemangati diri dengan taruhan. Pak Bibit menyampaikan dengan bahasa isyarat apakah permainan kita ikut rule "Papa Tomi" atau "Proklamator" dan dijawab oleh Sultan Proklamator. Pak Azwar  dan penulis diam saja, karena pertanyaan itu tidak ditujukan kepada kami. Rupanya Pak Azwar tidak mengerti tentang bahasa isyarat yang biasa dikenal diantara pegolf dan nanya ke penulis, apa yang dibicarakan oleh Pak Sultan dan Pak Bibit. Penulis jelaskan bahwa itu bahasa isyarat untuk taruhan, kalau Papa Tomi taruhannya senilai Rp 50 ribu (uang kertas Rp 50rb pada itu gambarnya Soeharto), sedangkan proklamator taruhannya Rp 100 ribu (uang kertas bergambar Soekarno dan Hatta). Dengan spontan reaksi Pak Azwar langsung mengucap astaghfirullah.

Itulah Pak Azwar Anas yang penulis kenal. Dalam waktu interaksi sesingkat itu tokoh besar yang berasal dari Minang Kabau ini, penulis bisa menangkap dengan tajam dan jernih karakter beliau yang sangat penolong sesama manusia, merakyat, sederhana dan agamis. 

Selamat jalan Pak Azwar Anas.

Semoga beliau diterima di sorga Nya, mendapat tempat terhormat di sisiNya. 

Aamiiiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun